(2) Duduk iftirasy pada tasyahud awal;
(3) Qunut subuh dan qunut witir pada paruh kedua Ramadhan (tidak termasuk qunut nazilah);
(4) Posisi berdiri pada qunut;
(5) Shalawat nabi setelah tasyahud awal dan
(6) setelah qunut;
(7) shalawat untuk keluarga nabi setelah tasyahud akhir dan setelah qunut. (Zainuddin Al-Malibari, Qurratul Ain bi Muhimmatid Din).
Berikut ini adalah tasbih atau doa sujud sahwi:
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَسْهُو وَلَا يَنَامُ
Subhāna man lā yashū wa lā yanāmu
Artinya, “Mahasuci Zat yang tidak lupa dan tidak tidur,” (Syekh Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’in, [Bandung, Syirkatul Ma’arif: tanpa tahun], halaman 25).
Adapun berikut ini adalah lafal alternatif sujud sahwi yang disebutkan Syekh M Nawawi Al-Bantani:
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَسْهُو وَلَا يَغْفُلُ
Subhāna man lā yashū wa lā yaghfulu
Artinya, “Mahasuci Zat yang tidak lupa dan tidak lalai.” (Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Bandung, Syirkatul Ma’arif: tanpa tahun], halaman 81).
Adapun tata cara sujud sahwia adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan sebelum salam