Saat datang, bayi itu tak mengeluarkan suara tangis. Setelah upaya maksimal dilakukan, nakes sempat diberikan harapan. Tangis bayi itu terdengar. Bayi dibuat selalu terjaga dalam kondisi hangat.
BACA JUGA:Wisata Waduk Darma Kuningan, Destinasi Pilihan Libur Akhir Tahun
BACA JUGA:Resmi Naik, Harga BBM Pertamina Hari Ini 1 Desember 2022, Pengguna Pertamax Wajib Tau
Tim medis IGD juga melakukan konsultasi dengan dokter anak. Meski pada akhirnya nyawa tak bisa terselamatkan.
Ditambahkan dr Ilmi Afi, bayi yang baru saja dilahirkan butuh segera dilakukan penanganan. Pun itu dalam kondisi normal. Apalagi dalam keadaan yang dialami bayi ini; begitu rentan.
Menurut keterangan dari Manager Pelayanan Medis RS Permata Cirebon, dr Andi Pradana, sesuai informasi yang diterimanya, sebelum ditangani RS Permata Cirebon, bayi sempat dibawa ke puskesmas dan RS swasta lain. Namun -tanpa diketahui alasan lebih jauh- tertolak.
Penanganan yang tak segera dilakukan itu yang membuat kondisi bayi makin lemah. BBLSR, jelas dr Andi, hitungan detik sampai menit bisa berakibat fatal. Jika tak segera mendapat pertolongan medis.
BACA JUGA:Argentina dan Polandia Wakili Grup C di Babak 16 Besar Piala Dunia 2022 Qatar
BACA JUGA:Mulai Sekarang Jangan Lagi Mengisi Ulang Baterai Handphone Saat Tidur, Begini Alasannya..
“Kami dari manajemen RS telah berupaya semaksimal mungkin. Berat bayi kurang dari 900 gram, jadi risiko sangat besar. Membutuhkan upaya yang sangat luar biasa untuk menjaga kestabilan pasien tersebut," ungkap dr Andi.
Hingga kemarin identitas bayi belum diketahui. Pihak RS Permata baru pertama menangani kasus seperti ini; menerima pasien bayi tak bertuan dan meninggal dunia. Manajemen RS Permata akhirnya berkoordinasi dengan Dinsos Kabupaten Cirebon.
“Kasus bayi yang tak bertuan sudah berulangkali terjadi, tapi yang kemudian meninggal baru pertama,” tandas dr Andi.