CIREBON, RADARCIREBON.COM - Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Tihamah Cirebon menggelar stadium general dengan tema Pengembangan Pendidikan Tinggi Berbasis Pesantren, Minggu (4/12).
Kegiatan dihadiri tamu undangan dari berbagai daerah. Seperti Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof Dr KH Imam Suprayogo MPd, Anggota Komisi XI DPR RI H Satori dan banyak lagi.
Ketua Yayasan Al Khairiyah Cirebon Dr H Barnawi MSi menjelaskan latar belakang tema tersebut. Katanya, pesantren saat ini ada pada posisi strategis di dalam pengembangan pendidikan tinggi. Serta mempertimbangkan tren dari masyarakat. Bahwa, ketika kuliah memiliki kecenderungan bertempat di pesantren.
“Karena lebih safety. Kedua, kesadaran religius dari masyarakat semakin tinggi. Sehingga sinergi antara keilmuan umum dengan keilmuan agama diharapkan menjadi intellectual capital bagi para mahasiswa untuk mengarungi kehidupan yang akan datang,” ujar H Barnawi kepada Radar Cirebon di sela acara, kemarin.
BACA JUGA:Beri Panggung Bagi Komunitas Seni di Bandung, UNPAR Gelar Festival Seni Artsperiment Dengung
Secara bertahap, kata H Barnawi, kampus memiliki target capaian yang telah didesign dalam rencana strategis. H Barnawi berharap ada transformasi dari sekolah tinggi menjadi institut. “Pembina juga memiliki masterplan bahwa suatu saat akan menjadi universitas,” ucapnya.
Saat ini, baru ada satu program studi di kampus yang berlokasi di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon tersebut. Yakni Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Di samping prodi lain yang masih dalam proses. Seperti Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahasa Arab dan lainnya. Pengembangan dilakukan secara bertahap.
Ketua STIT Tihamah Cirebon Drs H Supardi MPd menuturkan, STIT Tihamah Cirebon berbeda dengan STIT pada umumnya. Artinya, jelas H Supardi, input kampus yaitu mahasiswa yang terkondisikan dalam pesantren.
“Dengan keilmuan-keilmuan yang tentunya sangat mendukung. Sehingga saat mahasiswa menuntaskan S1, mendapatkan keunggulan-keunggulan keilmuan yang baik bagi mereka. Mahasiswa akan mendapatkan ijazah sanad yang dikembangkan dengan kutubus sittah, ilmu-ilmu hadits,” bebernya.
BACA JUGA:4 Desa dengan Umat Kristiani Terbanyak di Majalengka, Kerukunannya Patut Kita Contoh
H Supardi berharap, STIT Tihamah Cirebon bisa memberikan keyakinan. Memberikan jaminan terhadap para orang tua. Bahwa berkuliah di sana akan menghasilkan lulusan yang intelektual. Tak terkecuali mengenai keislamannya.
STIT Tihamah merupakan kampus baru di Cirebon. Soft launching pada Minggu (23/10). Konsep Growing Together atau tumbuh bersama ditanamkan kampus yang berlokasi di Jalan Fatahilah, Gang Pesantren, No 64, Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, itu.
STIT Tihamah masih dalam naungan Yayasan Al Khairiyah bersama RA, SD IT, SMP IT dan MA yang telah berdiri lebih dulu. STIT Tihamah Cirebon memiliki visi dan misi menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan di bidang Manajemen Pendidikan yang unggul di Jawa Barat tahun 2027.
BACA JUGA:Kasus TPPU Sunjaya Purwadisastra, Hari Ini Pemeriksaan Saksi Dimulai dari Deni Cs