RADARCIREBON.COM – Serangan secara online atau phising sering terjai belakangan ini. Menjadi cara andalan bagi penipu untuk meraup keuntungan dari korbannya. Ada beberapa cara agar kalian tak mudah terpancing dalam jebakan dunia maya ini.
Sebelum kita mengetahui bagaimana cara mencegahnya, kita perlu tahu apa itu phising dan jenis-jenisnya.
Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).
Secara bahasa, kata phising ini diambil dari fishing yang artinya memancing. Sama seperti asal katanya, mereka memancing korbannya untuk memberikan informasi pribadi mereka secara sukarela dengan tujuan si pelaku ingin meraup keuntungan dari korban.
BACA JUGA:Begini Cara Mengembalikan File yang Terhapus di Android, Ternyata Mudah
Yang jadi pertanyaannya adalah kenapa banyak orang yang terjerat jebakan ini?
Pelaku phising biasanya menampakkan diri sebagai pihak atau institusi yang berwenang. Dengan menggunakan website atau email palsu yang tampak meyakinkan, banyak orang berhasil dikelabui. Pelaku akan memberi umpan pada calon korban agar memasuki link yang telah dibuat dan mengikuti arahan dari si pelaku.
Biasanya umpan yang diberikan pelaku berupa hadiah atau sesuatu yang sulit ditolak oleh calon korban.
Beberapa jenis Phising yang perlu kalian ketahui
Untuk dapat mengenalinya lebih jauh, berikut ini ada beberapa jenisnya agar kalian leih waspada dalam dunia digital.
1. Email phising
Sesuai namanya, menggunakan media email untuk melancarkan serangannya. Pelaku akan mengirimkan sebuah pemberitahuan yang akan memancing korban untuk meng-klik link yang diberikan.
BACA JUGA:Cara Scan Barcode dan QR Code di Perangkat Android dan Iphone. Yuk, Simak Sampai Akhir!
2. Spear Phising
Hampir sama dengan jenisnya yang pertama, tapi bedanya phising jenis ini menargetkan korbannya. Berbeda dengan email phising yang memilih korbannya secara acak. Biasanya, teknik ini dilakukan setelah beberapa informasi dasar calon korban dimiliki, seperti nama dan alamat.