Yang Muda Belum Menyodok

Jumat 20-12-2013,10:39 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

NAYPYITAW - Nomor lari estafet 4x400 meter putra memungkasi cabang olahraga (cabor) atletik di SEA Games XXVII/2013 Myanmar. Kemarin (19/12) di Wunna Theikdi Stadium total 47 medali emas sudah didistribusikan untuk tujuh negera. Thailand menjadi juara umum dengan koleksi 17 emas, 13 perak, dan sembilan perunggu. Disusul Vietnam dengan sepuluh emas, sebelas perak, dan 12 perunggu. Indonesia harus puas ditempat ketiga engan enam emas, empat perak, dan tujuh perunggu. Kemarin Indonesia menambah pundi medali sebanyak dua emas dan dua perunggu. Dua emas didapat dari lari 100 meter gawang putri oleh Dedeh Erawati (13,53 detik). Lalu lari 10 ribu meter putri oleh Triyaningsih (34 menit 32,58 detik). Sementara perunggu didapatkan lari 1.500 meter putra atas nama Ridwan (tiga menit 58,02 detik) dan lari 10 ribu meter putra oleh Agus Prayogo(30 menit 25,33 detik). Nah, Manajer Atletik Indonesia di SEA Games kali ini, Paulus Lay cukup bersyukur atletik bisa memenuhi target enam medali emas yang dibebankan. Meski gelar juara umum di cabor atletik dua tahun silam lepas. \"Ada evaluasi setelah ini. Namanya prestasi stabil itu jarang bisa didapatkan. Itulah pekerjaan rumah kita menuju Asian Games tahun depan,\" kata Paulus. Pria asal Solo itu menuturkan dari hasil try out dan evaluasi kejurnas tahun ini, PB PASI menurunkan targetnya. Dari sembilan emas menjadi enam emas saja. Yang patut menjadi catatan PB PASI adalah ketergantungan mereka kepada \"muka lama\". Kalaupun ada kejutan emas lahir dari Hendro Yap yang meraih jalan cepat 20 kilometer putra. Sedang emas Dedeh, Triyaningsih, Maria Natalia Londa, dan Rini Budiarti semua sesuai prediksi. Bahkan ada beberapa nomor andalan yang lepas di lintasan Wunna Theikdi Stadium ini. Yakni lari 100 meter putra-putri, marathon putra, lari lima ribu meter putri, dan lari 10 ribu meter putra. \"Kita harus bicara soal persiapan Indonesia kalau mau ditanya kenapa kita hanya dapat enam emas. Ada banyak variabel kenapa kita cuma enam emas. Mulai persiapan yang cekak dana, peralatan kurang, sampai kuota minim atlet yang berangkat,\" beber Paulus. Selain itu, kondisi atlet-atlet ada yang tak 100 persen fit ketika tiba di Myanmar ini. Ambil contoh lari 100 meter putri. Serafi Unani yang digadang-gadang mempertahankan gelarnya dua tahun silam, tampil flop. Di babak penyisihan, Serafi kembali cedera hamstring sehingga catatan waktunya tak masuk final. Serafi yang tadinya juga diharapkan melesat di estafet 4x100 meter putri juga diganti. Lusiana Satriani-I Nyoman Kerni-Niafatul Aini-Tri Setyo Utami bahkan baru latihan bersama dua pekan sebelum SEA Games. Alhasil keempat pelari ini masih kurang klik dan hanya mendapat perunggu Senin (16/12) lalu. Lusi, sapaan Lusiana Satriani, yang baru pertama kali turun di SEA Games, menyebutkan beban di pundaknya berat. Dipercaya menggantikan posisi Serafi, Lusi masih harus banyak belajar ketika turun di nomor 100 dan 200 meter putri. Di sisi lain, Dedeh tak menutup mata kalau peraih emas SEA Games atletik ini adalah atlet lama. Atlet Jakarta itu menjelaskan bibit-bibit baru belum muncul. Kalaupun ada, prestasinya biasa dan belum mengalahkan yang senior. \"Kita selalu mau regenerasi. Saya pun akan fair jika seandainya ada atlet yang nomornya sama dengan saya dan lebh baik dari saya secara catatan waktu. Kita kan di olahraga ini harus sportif. Kalau yang senior belum mau digeser, dia harus kerja keras,\" tutur atlet berusia 34 tahun itu. (dra/ren)

Tags :
Kategori :

Terkait