KEJAKSAN, RADARCIREBON.COM - Ada yang terkejut, tapi tak sedikit juga yang sudah menduga Walikota Cirebon, Nashrudin Azis akan pindah partai dari Demokrat ke PDIP.
Karena itu kepindahan Azis ke PDIP dianggap hal yang tidak mengejutkan atau tidak mengagetkan dan menjadi biasa saja.
Belakangan terkuak, bahwa ternyata komunikasi politik antara personal Nashrudin Azis dengan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati sudah terjalin sejak dua tahun kebelakang.
Azis sudah dua tahun belakangan 'main mata' dengan Fitria, dan tidak ada yang mengetahui komunikasi tersebut.
BACA JUGA: Maling Beraksi di Toko Mas Leo Kuningan, Pura-pura Beli, Kerugian Rp 90 Juta
Juru Bicara Nashrudin Azis, Umar Stanis Clau, menjadi salahsatu, dari beberapa orang saja, yang mengetahui komunikasi politik tersebut.
Umar pun membenarkan bahwa komunikasi dua tahun kebelakang antara keduanya terjalin secara silent di luar, maupun di dalam pemerintahan.
"Dua tahun komunikasi bapak (Nashrudin Azis. Red) dengan Bu Fitria, selama ini terjalin tanpa diketahui publik, bahkan saya rasa para pengurus partai pun tidak mengetahuinya," ungkap Umar.
Selama dua tahun komunikasi berjalan secara silent tersebut, lanjut Umar, Nashrudin Azis banyak mendapat info mengenai PDI Perjuangan, yang dijadikannya bahan pertimbangan, sampai akhirnya Azis dengan mantap muncul ke publik dan mengenakan baju PDI Perjuangan.
Puncak dari komunikasi rahasia yang dilakukan, akhir tahun 2022 kemarin, Ketua DPC PDI Perjuangan, Fitria Pamungkaswati berangkat langsung mendampingi Azis ke Jakarta untuk sowan ke DPP, sampai pada momen HUT PDI Perjuangan, menjadi momen yang pas untuk sounding ke publik.
Dalam komunikasi tersebut, Umar pun memberikan acungan jempol kepada politisi perempuan yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon tersebut.
Pasalnya, misi gerakan politik dan komunikasi yang ia bangun hingga akhirnya orang nomor satu di Kota Cirebon berpaling dari Demokrat, berhasil tanpa sedikit pun memperlihatkan gelagat.
Sampai akhirnya banyak yang tidak menyangka atas keputusan Azis tersebut, terlebih, yang sebelumnya banyak diperbincangkan menjadi pelabuhan Azis adalah Nasdem dan Gerindra.
"Sebagai politisi perempuan, Bu Fitria memang politisi hebat, strategi dan gerakan politik senyapnya berhasil ia jaga, sampai akhirnya bapak yakin dan mantap ke PDI Perjuangan," kata Umar.
Ditambah lagi, kata Umar, bukan hanya hasil komunikasi senyap selama dua tahun belakangan, kedekatannya dengan senior PDI Perjuangan yang juga mantan walikota dua periode, Subardi, juga menjadi salahsatu pertimbangannya menjatuhkan pilihan ke PDI Perjuangan.
"Kawan lama bapak, Pak Bardi (Subardi. Red) juga di PDI Perjuangan, dekat sejak dulu, Pak Bardi Walikota, pak Azis di Ketua DPRD," kata Umar. (sep)