Yakni, melakukan rekonstruksi lokasi Makam Eyang Jibja Manggala sesuai dengan ciri dari kabuyutan. Kemudian dipindahkan ke tempat yang layak.
Hal ini pernah terjadi di Mesir sekitar tahun 1971 saat pembangunan Bendungan Aswan. UNESCO ketika itu memberikan bantuan untuk relokasi benda bersejarah seperti Sphinx, Fharaoh dan lainnya untuk diselamatkan.
Sehingga nilai sejarah dan budaya dari benda-benda tersebut tidak hilang karena adanya pembangunan fisik.
Sebagai informasi, Tol Getaci semula akan dimulai konstruksinya di tahun 2023 setelah pembebasan lahan selesai. Tetapi, pekerjaan fisik batal dilakukan karena konsorsium gagal mendapatkan pendanaan.
BACA JUGA:Babat Abis! Gandeng Kominfo, Bareskrim Polri Blokir Situs Judi Online
Akibatnya, proyek tersebut harus dilaksanakan lelang ulang dan saat ini prosesnya sedang berlangsung. Sementara lelang ulang berjalan, pembebasan lahan juga terus dilakukan.
Pembebasan lahan tersebut mencakup Seksi I yakni Gedebage sampai ke Simpang Susun Tasikmalaya yang ditargetkan selesai pada 2024.
Sebagai informasi, Tol Getaci adalah proyek Strategis Nasional seperti dicantumkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 tahun 2020 mengenai percepatan proyek strategis nasional.
Kendati demikian, tentu saja sangat disayangkan bila pembangunan Tol Getaci nantinya akan menghilangkan peninggalan masa lalu, salah satunya Makam Keramat Eyang Jibja Manggala di Kabupaten Garut.