Selanjutnya, oleh Kesultanan Cirebon, nama gunung tersebut diganti lagi menjadi nama Gunung Puncak Manik.
BACA JUGA:Tolak Bala Tradisi Ratib Desa Sangkanerang, 100 Orang Adzan di Setiap Penjuru Desa
BACA JUGA:Mitos Batu Jubleg di Desa Sankanerang Kuningan, yang Mau Nambah Istri Bisa Coba ke Sini
Kali ini, arti dari nama Gunung Puncak Manik adalah daratan tinggi yang menjadi penghias keindahan Cirebon, dikutip dari radarkuningan.com.
Setelah itu, Raden Kian Santang seperginya dari Cirebon, merasa kesepian hingga akhirnya mendirikan padepokan yang memiliki murid terdiri dari tujuh orang.
Padepokan tersebut diberi nama Padepokan Jembe Pitu, didirikan Raden Kian Santang dengan misi untuk menyebarkan ajaran Islam.
Menurut sejarah, padepokan tersebut didirikan di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah yang dipisahkan oleh Sungai Cisanggarung.
BACA JUGA:Pengakuan Jujur Bu Kadus Karangbaru Kuningan, Catut Nama 45 Warga, Termasuk Anak Sendiri
BACA JUGA:Pemkab Kuningan Punya Utang, Ini Tugas Pansus Gagal Bayar Usulan Fraksi
Ketika tujuh murid Raden Kian Santang itu selesai menuntut ilmu, mereka pergi untuk berkelana dengan kesaktian masing-masing.
Sejarah keterkaitan antara Padepokan Jambe Pitu dan Gunung Puncak Manik, dibuktikan dengan penemuan patung Ganesha dan cincin berlian bermata tujuh.
Selain itu, di Gunung Puncak Manik terdapat tujuh makam dan satu tempat yang dikenal dengan sebutan Buyut Pusaka.
Adapun tujuh makam tersebut adalah milik Buyut Jaksa, Buyut Odog, Buyut Kuwu Cirebon Girang, Pangeran Soli Asih, Buyut Kalam Jaya dan Pandai Salak Domas.
BACA JUGA:3 Kecamatan di Kabupaten Kuningan Salah Satunya Mandirancan, Jumlah Perempuan Lebih Banyak
Kuat dugaan, ketujuh makam tersebut merupakan makam orang-orang sakti yang merupakan murid dari Raden Kian Santang dari Padepokan Jambe Pitu.
Dikutip dari Youtube Sawargi Channel, disebutkan pernah terjadi pertarungan antara 40 pendekar sakti melawan Buyut Jaksa di Gunung Puncak Manik.