YOGYAKARTA, RADARCIREBON.COM – Awan panas guguran karena erupsi Gunung Merapi terjadi akibat longsoran kubah lava barat daya Gunung Merapi.
Hal tersebut menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Sabtu 11 Maret 2023.
Menurut pantauan BPPTKG, Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah hingga 18.00 WIB meluncurkan awan panas guguran 29 kali.
BACA JUGA:KKB Diduga Lakukan Penembakan Terhadap Pesawat Trigana Air, Penumpang: Alhamdulillah Selamat
Awan panas guguran Gunung Merapi tersebut mengarah ke barat dengan jarak luncur maksimum empat kilometer.
"Prosesnya adalah karena terjadi longsoran kubah lava barat daya," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, dilansir dari fin.co.id, Minggu 12 Maret 2023.
Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya, tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997.
BACA JUGA:Cabut Perlindungan, LPSK Serahkan Richard Eliezer ke Rutan Bareskrim
Kubah lava kedua, yang terpantau oleh BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi.
Kedua kubah lava tersebut, menurut Agus, apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas yang bisa meluncur hingga sejauh tujuh kilometer ke arah barat daya dan lima kilometer ke arah selatan-tenggara.
"Kubah lava barat daya ini menempati tempat yang miring sehingga benar-benar tidak stabil, sehingga baik mendapat tekanan (suplai magma) dari dalam atau tidak ini bisa secara tiba-tiba (memicu guguran). Tapi aktivitas internal menunjukkan ada tekanan," kata dia.
BACA JUGA:Erick Thohir Inspeksi Stadion Si Jalak Harupat: Kondisi Rumput Lapangan Siap Pakai
Agus mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis foto udara pada 13 Januari 2023, volume kubah lava barat daya terhitung 1.598.700 meter kubik dan kubah lava tengah 2.267.400 meter kubik.
BPPTKG, kata Agus, akan kembali melakukan pengambilan data menggunakan drone untuk mengecek volume terakhir serta dimensi kubah lava yang runtuh.
Dia menjelaskan pula bahwa aktivitas kegempaan internal Gunung Merapi, yang meliputi gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, dan multifase, hingga kini masih tinggi. Hal itu menunjukkan masih adanya suplai magma dari dalam.
BACA JUGA:Diduga Suap Wasit, Barcelona Terancam Sanksi UEFA
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga karena potensi keluarnya magma dari dalam gunung api itu masih tinggi.
Meski meminta masyarakat tetap waspada, Agus meyakini aktivitas erupsi efusif berupa luncuran awan panas guguran pada Sabtu tidak akan sampai ke permukiman warga di sekitar Gunung Merapi.
"Jarak luncur ke arah barat daya maksimal tujuh kilometer, sementara yang kami ketahui permukiman penduduk di arah Kali Krasak sampai delapan kilometer," pungkasnya. (jun)