CERITA Dahlan Iskan ke Al Zaytun, Pertama Kali Nyanyi Indonesia Raya 3 Stanza, Sehari Sampai 2 Kali

Minggu 21-05-2023,16:30 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Masalah utamanya adalah, kapalnya kecil. Yang kedua, kapal itu tidak dilengkapi prasarana untuk mengawetkan ikan.

"Yang 600 ton itu, perkiraan saya bisa berada di laut 15 hari. Berarti akan menghasilkan tangkapan ikan 10 kali lipat dari umumkan nelayan," tuturnya.

Menurutnya, kapal produksi Al Zaytun tersebut bisa sangat lama di tengah lautan dan menangkap ikan. Sembari mempertahankan kualitas ikan tetap baik.

"Ini mau berapa lama pun di tengah laut tidak masalah. Ikannya langsung dibawa ke pusat konsumen di Jawa," ungkapnya.

BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Bangun Galangan Kapal Besar di Indramayu, Dahlan Iskan: Ini Bukan Kapal Nabi Nuh Loh Ya

Saat ini, sambung dia, banyak sekali nelayan menangkap ikan di Laut Arafuru. Tapi harus dibawa ke Ambon, ke Sorong atau Bitung. Yang di sana bukan tempat konsumen utama.

Tapi dengan kapal Al Zaytun, ikan dari Laut Arafuru bisa langsung ke Indramayu. "Saya hanya bisa berdoa mudah-mudahan ini sukses besar," kata dia.

Sebagai menteri BUMN saat itu, Dahlan juga mengungkap penyesalan terkait beberapa keputusannya. Misalnya, menyesal ketika membangkitkan perusahaan di bidang pangan yaitu Dewi Sri.

"Ternyata habis waktu saya agar BUMN di bidang pangan itu bisa segera bangkit. Sulit sekali. Saya menyesal kenapa tidak saya bubarkan saja. Itu yang paling saya sesalkan saat jadi menteri," katanya.

BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Bangun Galangan Kapal Besar di Indramayu, Dahlan Iskan: Ini Bukan Kapal Nabi Nuh Loh Ya

Apalagi setelah Dahlan mendengar di Al Zaytun sudah menerapkan sistem pertanian dan peternakan yang sangat mandiri. Sehingga bisa mencukupi kebutuhan sendiri.

Demikian kesan dari Dahlan Iskan dalam kunjungannya ke Mahad Al Zaytun, untuk memberikan orasi ilmiah di wisuda IAI Al Azis.

Kategori :