Hari Ibu Bukan Mother’s Day

Rabu 22-12-2010,07:41 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dewi Motik Pramono meminta masyarakat tidak salah persepsi mengenai peringatan Hari Ibu. Ia mengatakan, Hari Ibu di Indonesia, berbeda dengan peringatan Mother’s Day di Amerika Serikat yang hanya didedikasikan untuk para Ibu. Menurut Dewi, sebenarnya, Hari Ibu merupakan hari pergerakan perempuan. “Kita banyak mengalami miskomunikasi dalam memperingati Hari Ibu,” kata Dewi usai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin. Puncak peringatan hari Ibu diperingati hari ini di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Saat bertemu presiden, Dewi ditemani Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar. Juga hadir, Ketua Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) Ratna Djoko Suyanto, Ketua Umum Tim Penggerak PKK Vita Gamawan Fauzi, Ketua Umum Dharma Pertiwi Tety Agus Suhartono, Ketua Dharma Wanita Persatuan Win Ritola, dan Ketua Umum Bhayangkari Irianti Sari Timur Pradopo. Tema Hari Ibu, tahun ini adalah Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki untuk Membangun Karakter Bangsa dalam Mewujudkan Bangsa yang Sehat dan Bermartabat. Dewi mengatakan, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. “Kesetaraan bukan hanya omongan, bukan hanya slogan, tetapi action,” ujar pengusaha bernama lengkap Cri Puspa Dewi Motik tersebut. Hari Ibu diperingati tiap 22 Desember, untuk memperingati kongres perempuan Indonesia yang pertama yang digelar pada 1928, dua bulan setelah Sumpah Pemuda. Selanjutnya, Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, presiden mendukung gerakan perempuan Indonesia. “Ini bukan berarti feminisme yang berlebihan, tapi bagaimana mencapai kesetaraan. Beliau meminta supaya gerakan-gerakan seperti ini terus dilakukan, tidak putus hanya di peringatan Hari Ibu, tapi sepanjang tahun,” kata Linda. (sof/iro)

Tags :
Kategori :

Terkait