RADARCIREBON.COM - Jumlah konsumsi pangan dunia tiap tahun mengalami peningkatan, sector industry makanan dan minuman berkontribusi besar dalam penyumbangan limbah dunia.
Limbah makanan yang dihasilkan akibat kehilangan dan pemborosan makanan menyumbang 30% dari konsumsi pangan manusia secara global, dan diperkirakan menjadi penyebab kerugian sebesar USD 1 triliun (FAO, 2019).
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa melaporkan bahwa sekitar 33% makanan global terbuang sepanjang rantai pasokan. Limbah makanan maupun minuman berkontribusi dalam penyumbangan emisi gas dalam jumlah yang cukup besar.
Penanganan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir pemborosan makanan dan limbah yang dihasilkan dengan menerapkan ekonomi sirkular, yaitu memanfaatkan suatu bahan dengan efisien dan tetap mempertahankan nilainya. Penerapan ekonomi sirkular ini, diestimastikan dapat menurunkan jumlah limbah sebesar 54% ditahun 2030.
Implementasi Ekonomi-ist-radarcirebon.com
Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua setelah Arab Saudi. Sehingga perlu menjadi perhatian utama dalam meminimalisir beberapa perilaku penyebab pemborosan makanan, seperti membeli dan menyiapkan makanan yang terlalu berlebihan, kesalahan selama proses produksi yang tidak memenuhi standar keamanan makanan, dan perilaku konsumen yang cenderung memilih bahan makanan yang tidak boleh ada cacat.
BACA JUGA:Fakta-Fakta Lagu Syekh Panji Gumilang yang Bikin Penasaran Dahlan Iskan, Judulnya Samudera Biru
BACA JUGA:HARGA NAIK, Daging Ayam di Pasar Kepuh Kuningan, Pedagang Ngaku Terpaksa, Omset Sudah Turun Drastis
Pengaruh limbah makanan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, pemborosan lahan 1/3 lahan subur dunia, percepatan perubahan iklim akibat pemanasan global yang berasal dari gas metana yang terurai dari pembuangan sampah, dan kerugian negara. Menurut FAO, kerugian negara akibat pemborosan makanan mecapai 10.605 triliun rupiah pertahun.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir pemborosan makanan yaitu, (i) menyeimbangkan produksi makanan sesuai dengan permintaan, (ii) memperbaiki proses panen, penyimpanan, pemrosesan, distribusi makanan, daur ulang makanan dengan memanfaatkan limbah makanan sebagai sumber energi sekunder, (iii) inisiatif pengurangan limbah dari semua sektor seperti supermarket, ritel, restoran dan konsumen perorangan (iv) membeli dan menyiapkan makanan dengan rencana atau sesuai kebutuhan serta (v) mendukung pengecer makanan.
Penerapan ekonomi sirkular dapat menjadi salah satu upaya dalam memulihkan ekonomi negara, sehingga menjadi peluang munculnya lapangan pekerjaan, meningkatnya keberagaman dan nilai jual produk, tentunya dengan perlu melibatkan para pemangku kepentingan seperti petani, peneliti, praktisi, produsen, pembuat kebijakan, LSM, dan masyarakat, Selain itu, ekonomi sirkular menjadi upaya dalam mempertahankan sumber daya selama mungkin demi keberlangsungan hidup dan memenuhi ketahanan pangan dunia.
Yustika Mitha Muliarti, Mahasiswa Program Studi Magister (S2) Teknologi Pangan, FATETA, IPB
BACA JUGA:Pekikan 'Merdeka' Lebih Sering Ketimbang Salam, Pengalaman Dahlan Iskan di Kompleks Al Zaytun
BACA JUGA:TERMEGAH DI ASIA TENGGARA, Seberapa Luas Kompleks Pesantren Al Zaytun Indramayu?