Kesaksian Warga Sekitar Tentang Mahad Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang, Simak Kata-katanya, Oh Ternyata

Minggu 28-05-2023,17:09 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Warga yang tinggal di sekitar Mahad Al Zaytun mengungkap kesaksian mengenai sosok Syekh Panji Gumilang hingga pondok pesantren di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.

Keberadaan Mahad Al Zaytun seringkali dipersepsikan tertutup dan sulit diakses oleh warga yang hendak masuk. Kecuali mereka yang berkepentingan.

Tetapi, banyak juga yang salah persepsi dan seolah mengesankan pondok pesantren lembaga pendidikan yang didirikan Syekh Panji Gumilang tersebut bersifat eksklusif.

Bahkan, hal tersebut sempat disinggung oleh Syekh Panji Gumilang saat menerima kunjungan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu.

BACA JUGA:WOW! Menara Masjid Al Zaytun Kalahkan Tinggi Monas, Nomor 3 Tertinggi di Dunia

Padahal, rombongan tersebut sangat mudah masuk dan diterima dengan baik. Hal itu, membuktikan bahwa pondok pesantren tersebut tidak tertutup sebagaimana yang dipersepsikan.

Lalu, bagaimana kesaksian warga yang sehari-hari berada di sekitar Mahad Al Zaytun dan mengaku pernah beberapa kali berjumpa dan berinteraksi dengan Syekh Panji Gumilang?

Kebanyakan para warga tersebut adalah buruh tani. Mereka bekerja di Mahad Al Zaytun mengelola lahan pertanian.

Dari lahan itu, hasilnya dibagi. Sehingga warga juga mendapatkan penghasilan. Karenanya, bagi mereka lingkungan Mahad Al Zaytun bukanlah sesuatu yang asing.

BACA JUGA:WOW! Syekh Panji Gumilang Bangun Gedung Tertinggi di Pantura Indramayu, Buat Ini

Kebanyakan, warga yang bekerja tersebut berasal dari Desa Mekarjaya dan wilayah sekitar Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Karenanya, mereka kenal luar dalam bagaimana pondok pesantren ntersebut sesungguhnya.

Salah satu kesaksian diungkapkan oleh Rohmah warga Desa Temiyangsari. Dia juga mendengar banyak isu miring di luar sana. Tetapi, kondisi di Al Zaytun setiap harinya baik-baik saja.

"Soal isu itu, hoax di luar. Itu mah hoax. Kita yang di sini sih aman-aman saja. Saya kerasan sekali malah. Sudah 7 tahun kerja di sinim," tandasnya.

Sistem kerja di Mahad Al Zaytun, kata dia, mengutamakan kedisiplinan. Meski petani penggarap, mereka juga diwajibkan datang setiap pagi pukul 07.00 WIB. Kemudian istirahat siang pukul 12.00 sampai dengan 13.00 WIB.

BACA JUGA:Remaja di Kasokandel Majalengka Tewas Kesetrum Saat Ambil Buah Kedondong

Kategori :