“Potret Dunia Pendidikan 2014”

Rabu 15-01-2014,11:16 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

- SDN Cikadu Wetan Berdiri 1989 - Hanya memiliki 4 kelas - Dari 4 kelas yang ada, 1 kelas tidak berlantai - KBM kelas 5 dan 6 satu ruangan yang disekat dua - Papan tulis jadul harus dipotong dua untuk KBM - 24 tahun beroperasi tanpa listrik - Pengetikan administrasi harus dibawa ke rumah atau ke rental komputer - Karena tanpa listrik, water closet tak berfungsi, pendidik numpang di warga saat buang hajat - Atap rapuh - Genteng mulai doyong amblas - Atap ujung paling barat, bahkan sudah ambruk - Kayu kusen pintu dan jendela sudah keropos - Tidak ada lemari penyimpan buku paket belajar - Mebel kursi dan meja belajar kurang layak Nestapa SDN 3 Cikadu Wetan **24 Tahun tanpa Listrik, Gedung Rusak Parah KUNINGAN- Klaim tidak ada lagi gedung sekolah dasar (SD) yang rusak parah tahun 2013, hanya isapan jempol. SDN 3 Cikadu Wetan, Kecamatan Luragung, menjadi bukti bahwa Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) tidak terlalu serius dalam survei pendataan dan penetapan prioritas rehab. Mirisnya lagi, 24 tahun SD yang terletak di Blok Cijati itu tidak memiliki listrik. Pantauan Radar, jarak SDN 3 Cikadu Wetan dari pemukiman Blok Cijati hanya 60 meteran. Tapi kondisinya tidak terurus. Atapnya sudah rapuh. Sehingga gentengnya mulai doyong amblas. Atap ujung paling barat, bahkan sudah ambruk. Dari kebutuhan 6 kelas, hanya memiliki 4 kelas. Itu pun semua kayu kusen pintu dan jendela sudah keropos. Tidak ada lemari penyimpan buku paket belajar. Sehingga buku menumpuk berantakan. Pun mebel kursi dan meja belajarnya, tidak ada satupun yang bisa dianggap laik. Tidak sebatas itu, dari empat kelas yang ada, satu kelas tidak berlantai. Satu kelas yang sangat tidak laik tersebut, bahkan harus di sekat dua untuk kegiatan belajar dua kelas, yaitu kelas 5 dan kelas 6. Otomatis papan tulis hitam jadul (jaman dulu) yang telah rusak harus dipotong dua. Di luar, halaman sekolah dipenuhi rumput dan ilalang cukup tinggi dengan pagar hanya terbuat dari potongan bambu. Mirisnya lagi, di era teknologi serba canggih ini, selama 24 tahun SDN 3 Ciwadu Wetan beroperasi tanpa listrik. “Dari sekolah ini berdiri tahun 1989 sampai sekarang, kita gak punya listrik, Pak. Ya, sudah 24 tahun berarti,” ucap Rusminah, Guru Kelas I yang sudah mengabdi selama 20 tahun di SDN 3 Cikadu Wetan ini kepada Radar saat ditemui di sekolahnya, Senin (14/1). Jika ada pekerjaan pengetikan surat, rekap nilai dan lain-lain, guru maupun staf tata usaha harus membawa pekerjaan tersebut ke rumah. Atau ke rental-rental komputer terdekat. Karena tidak ada listrik, ketika mau buang air kecil, para pendidik harus buru-buru menumpang ke toilet rumah warga. Sebab, water closet (WC) tidak berfungsi. “Boro-boro juga pakai dispenser atau bisa lihat televisi. Ya listriknya gak ada,” ujar Rusminah, diamini guru-guru lain. Untuk membeli papan tulis saja, pihaknya tidak mampu. Apalagi untuk membetulkan bangunan yang sudah keropos. Adapun bantuan biaya operasional sekolah (BOS) yang masuk ke sekolahnya kecil. BOS sendiri banyak habis untuk honor para tenaga sukwan. Di sekolahnya hanya 3 guru berstatus PNS. Sisanya 5 guru berstatus tenaga sukarelawan. “Masa harus mungut ke siswa, kasihan. Kita gak berani,” ucap dia. Selama ini, ia bersama jajaran sekolah bingung harus mengusulkan bantuan untuk memperbaiki sekolahnya tersebut ke mana. Termasuk pengajuan pengadaan listrik. (tat)

Tags :
Kategori :

Terkait