Bahkan anaknya yang sempat putus sekolah, kini bisa melanjutkan pendidikan dan sebentar lagi akan mengikuti praktik kerja lapangan (PKL).
"Yang tadinya tidak bisa bayar sekolah, sekarang bisa. Anak saya tadinya nggak sekolah, sekarang bisa sekolah lagi. Sekarang saya lagi cari duit buat anak saya PKL," ungkapnya.
Karenanya, dia sangat senang bisa kerja di lahan pertanian Mahad AL Zaytun. Sebab, kesehariannya memang sangat menyenangkan. Jauh berbeda dengan isu-isu yang berkembang di luar.
"Denger sih, tapi kan saya nggak nanggepin karena tahu kan sehari-harinya. Pikiran saya, itu bohong, hoax saja. Senyum-senyum aja," tukasnya.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Bupati Imron Tandatangani Rekomendasi Cirebon Timur Menjadi DOB
Sementara itu, Iyoh, warga Kedung Kilayu, Desa Temiyangsari, Kecamatna Kroya mengungkapkan, hari-harinya bolak-balik bekerja di lahan pertanian Mahad Al Zaytun dan tidak pernah menemukan hal aneh.
"Alhamdulillah kerja di sini sudah 7 tahun, tidak ada kekurangan apa-apa. Ada isu yang seperti itu, saya mah tenang saja kerja di sini," kata Iyoh.
Dia mengaku mendengar beragam isu miring tersebut. Baik lewat berita maupun di media sosial. Tapi karena mengetahui hal yang sesungguhnya terjadi, isu miring tersebut baginya sebatas hoax.
"Ya dengar sih dengar. Tapi saya mah nggak mau tau. Yang saya tau mah, saya kerja di sini aman, lancar dan alhamdulillah bisa membantu ekonomi keluarga," tuturnya.
Diungkapkan Iyoh, dirinya beberapa kali bertemu dengan Syekh Panji Gumilang. Sosok pemimpin tersebut dianggapnya pribadi yang baik.
Sebab, telah memberikan pekerjaan kepada warga sekitar sebagai petani penggarap lahan. Bahkan, mereka juga mendapatkan bagi hasil.
"Sudah (ketemu). Pak Syekh baik orangnya. Ramah. Sama pekerja juga baik. Pak Syekh itu sering kasih arahan, ini itu yang harus dikerjakan," bebernya.
Soal kedisiplinan kerja di Mahad Al Zaytun, juga diungkapkan oleh warga dan pekerja yang tinggal di Desa Mekarjaya tersebut.
"Yang laki-laki itu pada keluar. Banyak yang nggak kuat nahan rokok. Soalnya kan nggak boleh," kata Kari Sunjaya, salah seorang petani penggarap.