CIREBON, RADARCIREBON.COM - Perikanan budidaya menggunakan metode bioflok, diyakini mampu mengefisiensi kebutuhan pangan hingga 3-4 ons per kilogram produksi ikan.
Untuk itu, metode ini terus diajarkan kepada masyarakat, khususnya pelaku perikanan budidaya.
BACA JUGA:Sikapi Persoalan di Al Zaytun, Wagub Uu: Senin 19 Juni 2023 Akan Dibahas
Beruntung, lima kelompok perikanan dari lima Kecamatan di Kota Cirebon, mendapatkan ilmu sekaligus bantuan sarana prasarana budidaya perikanan metode bioflok ini. Melalui program yang difasilitasi anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono ST.
Program bioflok ini, dilatih langsung Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, melalui Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan (BPKIL) Serang, di Aula Kantor Kecamatan Harjamukti, Sabtu 17 Juni 2023.
BACA JUGA:300 Kiai Akan Datangi Al Zaytun, Awas Jangan Main Hakim Sendiri!
Kepala BPKIL Serang drh Toha Tusihadi menjelaskan, ada perbedaan mendasar antara budidaya ikan metode konvensional dengan sistem Bioflok, yang memanfaatkan teknologi merekayasa bakteri-bakteri yang bersifat positif untuk menjaga kualitas air.
Menurutnya, hasil pengujian saat ini, sistem Bioflok, 0,8 kilogram pakan saja, bisa cukup untuk produksi satu kilogram ikan, dengan kualitas yang lebih baik.
BACA JUGA:Kinderfield - Highfield Cirebon Gelar Graduation Ceremony and Recognition Program Class of 2023
Dibanding dengan sistem kolam konvensional, yang membutuhkan 1,1 sampai 1,2 kilogram pakan untuk produksi satu kilogram ikan.
“Kualitas daging ikannya lebih baik, dari citarasa dan dari bau. Jadi selisih efisiensi pakan bisa sekitar 20 sampai 30 persen, karena prinsipnya, kotoran ikan diolah kembali menjadi bakteri untuk pakan,” kata drh Toha.
Saat ini, metode bioflok efektif diterapkan pada varietas ikan lele dan nila. Bahkan, beberapa daerah sudah mulai menerapkan pada budidaya ikan gurame.
BACA JUGA:Kinderfield - Highfield Cirebon Gelar Graduation Ceremony and Recognition Program Class of 2023
Menurutnya, sistem konvensional, budidaya lele identik dengan air yang bau dan tidak bisa menebar benih dengan kepadatan tinggi.
Tapi, dengan dengan sistem ini, senyawa beracun dalam air, dimakan oleh bakteri, kemudian bakteri membuat secama pakan untuk ikan, selain memperbaiki kualitas air.
Anggota Komisi IV DPR-RI Ono Surono menyebutkan, program budidaya ikan dengan sistem bioflok ini, merupakan salah satu upaya dirinya meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pembudidaya ikan binaanya, agar bisa dilaksanakan di lima kecamatan di Kota Cirebon.
BACA JUGA:Olok-Olok Syekh Panji Gumilang kepada Pendemo Al Zaytun: Omong Doang
“Saya upayakan satu kecamatan satu program. Satu kelompok akan diberikan delapan kolam. Diawali dengan memberikan ilmu kepada kelompok budidaya, sehingga mereka menjadi pionir dan menggerakan masyarakat di sekitarnya agar bisa menerapkan metode yang sama,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Harapannya, ke depannya pola pikir masyarakat bisa berubah, untuk meningkatkan nilai tambah terhadap budidaya ikan mereka, yakni dengan menerapkan metode yang secara ilmiah sudah terbukti lebih efektif dan efisien ini. (azs)