Dia pun kembali mengungkapkan, di tengah kontroversi, santri baru yang mendaftar di Ponpes Al Zaytun malah meningkat hingga 1.003 orang.
Mendengar data itu, ungkapnya, dosis tekanan kepada Panji Gumilang ditingkatkan. “Suara tekanan meninggi: Tangkap! Adili! Penjarakan!”
Dia pun menguraikan modusnya.Pengelalo pesantren diancam dengan pasal "penistaan agama”. Kemudian dipaksa menyerahkan hak kepemilikannya kepada “negara” atau pihak lain.
BACA JUGA:Alhamdulillah! Belanda Akan Kembalikan Harta Karun Milik Leluhur Bangsa Indonesia, Segini Jumlahnya
“Selanjutnya untuk dibagi bagi sebagai “pampasan perang” dan “harta rampasan”. Sebagai mana zaman Nabi dulu,” urainya.
Dia pun yakin, Pesantren Al Zaytun akan terus beroperasi, karena sudah menjadi mesin uang dan bisnis profitable. Juga menghasilkan ‘cuan’. Tapi kepemilikannya sudah beralih ke pihak lain.
“Kalau Anda mengira ayat ayat agama dijual murah, Anda keliru. Ayat ayat terbukti efektif bisa merampas aset triliunan. Dan pelakunya pakai peci, pakai jubah, pakai gamis, berwajah santun, teduh dan suci,” tuduhnya mengakhiri tulisannya. (*)