CILIMUS - Keseriusan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) terhadap kelestarian elang bukan main-main. Selain sudah berhasil melepasliarkan dua ekor elang, kini BTNGC menyiapkan lahan seluas 1 hektare untuk merehabilitasi burung elang sitaan dari hasil perdagangan atau pemberian warga. Lahan seluas satu hektare tersebut berada di kawasan hutan pinus kaki Gunung Ciremai sebelah utara, tepatnya di Blok Lambosir, Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus. Di lokasi tersebut rencananya akan dibangun sangkar rehabilitasi yang terbuat dari jaring khusus berukuran cukup besar. Dengan kondisi seperti itu diharapkan bisa mengembalikan sifat alamiah hewan tersebut. \"Rencananya kami akan buat kandang dengan bentuk sekat-sekat berukuran 5x5 meter yang setiap sekat akan ditempati seekor elang,” kata Kepala BTNGC Dulhadi saat meninjau lokasi tempat rehabilitasi elang didampingi Ketua Raptor Indonesia (Rain) Zaini Rakhman, kemarin (20/1). Untuk sementara, lanjut dia, baru akan dibuat satu sangkar besar. Ke depannya akan dibuat sangkar baru yang disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut Dulhadi, pembangunan tempat rehabilitasi elang tersebut dinilai sangat perlu, mengingat kondisi saat ini banyak terjadi perdagangan dan pemeliharaan elang hasil perburuan liar di masyarakat. “Kami menargetkan sangkar rehabilitasi ini bisa segera difungsikan untuk merehabilitasi elang-elang yang ditemukan,” tandasnya. Menurut Ketua Rain Zaini Rakhman, keberadaan sangkar rehabilitasi elang di Lambosir dinilai sangat tepat. Menurut dia, kondisi lahan yang jauh dari pemukiman warga dan berada di hutan pinus serta bersemak sangat cocok untuk merehabilitasi elang piaraan kembali ke alam liar. Yang terpenting menurutnya, keberadaan satwa kecil seperti ular, tikus, tupai dan burung sebagai pakan burung elang masih tersedia banyak di lokasi tersebut. Lingkungan sekelilingnya yang masih hutan akan memudahkan proses rehabilitasi elang yang biasa di sangkar dan terjerat rantai untuk menyesuaikan diri dengan alam beba. Zaini mengaku, sangat mengapresiasi kebijakan BTNGC yang telah memberikan lahan untuk dijadikan tempat rehabilitasi elang. Oleh karena itu, dia berharap, dukungan dari seluruh lapisan masyarakat terutama para investor untuk berkontribusi dalam menyukseskan pelestarian elang di Indonesia. Ia berharap, ada donasi dari perusahaan untuk turut serta membuatkan fasilitas sangkar rehabilitasi dan pemenuhan kebutuhan pakan elang nanti. Bisa juga dengan sistem adopsi. Jika ada orang berkemampuan lebih bisa menjadi orang tua angkat salah satu elang. Orang tua asuh akan menjamin seluruh kebutuhan hidup selama proses rehabilitasi hinggap dilepas ke alam bebas. (mus)
Bangun Tempat Rehabilitasi Elang
Selasa 21-01-2014,13:30 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :