Meski akra lewat korespondensi, rupanya pertemuan Sjahrir dengan putri keraton tidak berlangsung intens.
Bahkan, Sjahrir belum pernah menemuinya di Pura Mangkunegaran. Mereka justru bertemu di kaki Gunung Ciremai, Desa Linggarjati, Kabupaten Kuningan.
"Saya ketemu di Linggarjati," kata Gusti Raden Ayu Siti Nurul yang pada waktu itu hadir di Gedung Perjanjian Linggarjati.
Gusti Raden Ayu Siti Nurul waktu itu hadir bersama Mangkunegara VIII, istri dan ibunya. Mereka menginap di Gedung Perjanjian Linggarjati.
BACA JUGA:Desain Kamera 'Boba' iPhone Dulu Diejek seperti Alat Cukur dan Tablet Maag, Kini Malah Banyak Ditiru
Pertemuan lainnya terjadi di Jakarta, terutama saat dilaksanakan rapat kabinet. Terutama bila Keraton Pura Mangkunegaran diundang rapat.
Sejarawan, Rushdy Hoesein menyebutkan bahwa Sjahrir dan Putri Mangkunegaran sempat berpacaran selama kurang lebih 3 tahun.
Kisah percintaan tersebut dimulai sekitar tahun 1946, namun tidak berlanjut ke jenjang pertunangan atau pernikahan.
Ketidakberlanjutan hubungan ini, diduga dikarenakan Gusti Nurul yang memang tidak menginginkan berhubungan dengan politisi.
BACA JUGA:Usia Pensiun TNI Minta Ditambah, dari 58 Menjadi 60 Tahun
Sedari kanak-kanak, Gusti Nurul disebut tidak berminat menikah dengan tokoh politik lantaran risikonya yang terlalu besar.
Gusti Nurul kemudian menikah dengan Soerjo Soejarso pada 24, Maret 1951 dan di tahun yang sama Sjahrir menikah dengan Poppy, putri dr Saleh, seorang dokter keraton.
Kisah Sutan Sjahrir dan Putri Keraton Mangkunegaran, Solo Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarat Kusumawardhani yang bersemi di kaki Gunung Ciremai, bak kisah cinta tak sampai.