Jalur tengah yang belum terhubung tinggal antara Kadipaten dan Citali sekitar 43,1 kilometer. Jalur itu melintasi kota Sumedang.
Rencana pembangunan jalur kereta api dari Bandung ke Cirebon itu terkait hasil produksi perkebunan yang melimpah di Priangan selatan pada masa itu. Di antaranya dari wilayah Ciwideuy, Bandung Selatan.
Sebuah perusahaan swasta, Semarang-Cheribon Stoomtram-Maatschappij (SCS), berhasil membuka jalur kereta api dari Semarang sampai Cirebon pada 1899.
Hanya berselang dua tahun kemudian, SCS membuka jalur Cirebon ke Kadipaten. Jalur Cirebon-Kadipaten tidak jauh beda dengan jalur Semarang-Cirebon, diutamakan untuk angkutan tebu dan gula.
BACA JUGA:5 Drama di Pekan ke-14 Liga 1 2023/2024, Beckham Bersykur dan Kejadian Horor di Tangerang
Memang antara Cirebon sampai Kadipaten terdapat beberapa pabrik gula. Seperti Pabrik Gula (PG) Soerawinangoen, PG Gempol, PG Paroengdjaja, PG Djatiwangi, dan PG Kadipaten.
Jalur kereta api Cirebon-Kadipaten masih bisa beroperasi hingga tahun 1976. Namun jalur itu tinggal cerita. Relnya saja sudah tidak ada.
Sementara untuk Rancaekek menuju Citali pada awalnya hanya beroperasi sampai Stasiun Tanjungsari berjarak 11,2 kilometer. Jalur ini dibuka pada 13 Februari 1921.
Kemudian jalur itu sempat diperpanjang 3,3 kilometer sampai Citali. Tetapi jalur perpanjangan tersebut belum sempat dioperasikan dan ditutup pada 1942, ketika masuk pendudukan tentara Jepang.
BACA JUGA:Klasemen Liga 1 Setelah Persib Bantai Persita di GBLA, Bojan Mengaku Tak Menyangka
Sementara khusus jalur kereta api dari Satsiun Kadipaten menuju Kuningan itu hanya diketahui sebuah surat kabar Hindia Belanda.
Adalah Bataviaasch nieuwsblad terbitan 5 Oktober 1912, yang memuat rencana pembangunan jalur kereta api dari Kadipaten ke Kuningan.
Surat kabar tersebut juga mejelaskan jika jalur kereta api itu akan melintasi sebagian Selatan Gunung Ciremai di Kabupaten Majalengka baru menuju Kuningan.
Bataviaasch Nieuwsblad atau Surat Kabar Batavia adalah salah satu media harian terdepan dan terbesar di Hindia Belanda.
BACA JUGA:Persib Menang Telak 5-0 Bojan Hodak Tak Menyangka Sampai Bilang Begini, Sungguh Terlalu
Belum ada dokumen yang menjelaskan kegagalan jalur kereta api dari Kadipaten menuju ke Kuningan. Bisa jadi juga karena krisis ekonomi parah pada tahun 1929-1930. (*)