Duo Finalis Hindari Krisis,BNI ‘46 Terancam Gagal Final Four

Kamis 06-02-2014,12:56 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Finalis Proliga tahun lalu, Palembang Bank Sumsel Babel (PBSB) dan Jakarta BNI ‘46 haram kehilangan poin lagi. Sebab, Proliga 2014 tinggal menyisakan tiga hingga empat laga lagi yang juga menjadi penentuan apakah pada tahun ini keduanya bisa kembali meramaikan papan atas atau malah terjengkang. Dilihat dari posisi klasemen, BNI ‘46 menjadi klub yang paling kritis. Klub runner-up Proliga 2013 itu masih tertahan di dasar klasemen sementara. Hanya lima poin dikantongi dari enam laga. Dua kali laga dalam seri V Putaran II Proliga 2014 di GOR Tawangalun, Banyuwangi, 7-9 Februari besok jadi kuncinya. Pertama, menghadapi PBSB (8/2) dan berikutnya menantang Solo Bank Jateng (9/2). Jika kedua laga itu gagal dimaksimalkan menjadi poin penuh, baik dua atau tiga poin, maka bersiap saja klub asuhan Gordon Mayforth tersebut say goodbye untuk persaingan di babak final four tahun ini. Sekalipun peluangnya bakal tipis, manajemen klub masih menyimpan harapan supaya bisa kembali ke final four. \"Masih ada celah bagi kami. Walaupun syaratnya kami harus menang dengan poin mutlak tiga, dalam empat pertandingan yang tersisa,\" ujar manajer tim putra BNI ‚46, Tubagus Endang Hidayatullah, di Jakarta, kemarin (5/2). Di atas kertas, peluang mengamankan 12 poin dari empat pertandingan jelas mission impossible. Selain melihat kondisi permainan BNI ‘46 saat ini, kekuatan calon lawan juga terus menunjukkan grafik meningkat. Apalagi, pada pertandingan pemungkasnya di seri VI nanti mereka ditantang klub pemuncak klasemen sementara, Surabaya Samator. Menurut Endang, inkonsistensi permainan sudah terlihat begitu selepas seri I di Pekanbaru, awal Januari lalu. Komposisi yang berubah sekitar 50 persen komposisinya musim lalu menjadi salah satu penyebabnya. \"Apalagi, setelah seri Jakarta beberapa pemain kami juga masih mengalami cedera,\" ungkapnya. Salah satu yang paling berpengaruh adalah bagaimana cederanya tosser andalannya, Adi Putra Firmansyah. Praktis, tanpa Adi, BNI ‘46 pun seakan kehilangan sosok pengatur serangan. Opsi untuk memainkan Dio Zulfikri pun masih belum berhasil 100 persen. Maklum, Dio masih belum punya jam terbang tinggi untuk Proliga. Di sisi lain, seri Banyuwangi juga dijadikan kunci PBSB untuk mempertahankan peluangnya di babak final four. Cukup sekali mengalahkan BNI ‘46, maka untuk dua laga berikutnya di seri VI di GOR Tri Dharma, Gresik, bisa lebih enteng. \"Artinya, kalau besok dapat tiga poin, maka pada seri Gresik kami tinggal satu kemenangan saja,\" koar manajer PBSB, Samiluddin. Absennya libero Fadlan Abdul Karim di seri Malang lalu dianggap sebagai penyebab kegagalan meraih sebiji poin. Untuk seri kali ini, mantan pemain Samator itu sudah pulih dari sakit dan siap untuk membendung serangan para penggawa BNI ‘46. \"Minimal, kami bisa memininalisir poin dari mereka,\" pungkasnya. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait