Bencana Terburuk Dalam Sejarah

Senin 17-01-2011,07:17 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

BRISBANE - Pemerintah Ne­gara Bagian Queensland tengah menghadapi tugas berat rekonstruksi. Menteri Besar Queensland, Anna Bligh menyatakan banjir yang terjadi merupakan bencana terburuk sepanjang sejarah. “Queensland baru saja lepas dari bencana alam terburuk dalam sejarah negara kita,” terang Bligh kepada wartawan. “Kita sudah melihat seluruh wilayah mengalami kerusakan akibat kemarahan air bah dan saat ini kita menghadapi tugas berat membangun kembali wilayah ini,” jelasnya. Banjir besar sudah memasuki wilayah Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland. Mengaki­batkan ribuan rumah terendam. Ketinggian air saat banjir sudah mencapai puncaknya, memang tak setinggi yang diperkirakan sebelumnya. Tapi tetap saja air bah telah membuat 30 kawasan permukiman terendam. Puing-puing dalam jumlah besar, mobil, perahu, dan tanggul sungai yang ikut jebol, mengambang di atas air bah di Brisbane. Bahkan sebagian di antaranya, menabrak jembatan dan merusaknya. Satu orang ditemukan tewas saat terjebak dalam hujan deras. Se­mentara dua lainnya juga dilaporkan meninggal di kota lain. Menurut stasiun televisi ABC, jum­lah total korban tewas sudah men­capai 15 orang. Sementara pulu­han lainnya dilaporkan hilang. Situasinya masih memprihatinkan, hingga saat ini. Terjadi kerusakan meluas di sejumlah wilayah. Sekitar 25 ribu rumah terendam sebagian atau bahkan ada yang sepenuhnya tenggelam. Namun yang membuat sedikit lega adalah ketinggian air sungai tak mencapai batas mengkhawatirkan seperti diprediksi sebelumnya. Sejumlah wilayah pinggiran kota yang mengalami bencana terparah di antaranya, Brisbane City, St Lucia, West End, Rocklea, dan Graceville. “Akan banyak orang yang kembali ke rumahnya dan menyadari bahwa rumah itu tidak dapat dihuni lagi,” tutur Bligh. Walikota Brisbane Campbell Newman menyatakan 11.900 rumah dan 2500 tempat usaha terendam banjir total. Sementara 14.700 rumah dan 2500 pabrik terendam sebagian. Milton, seorang penduduk Brenton Ward harus berjuang menuju rumahnya di pinggiran Brisbane menggunakan perahu karet. “Air sudah mencapai pinggang orang dewasa di ruang tamu rumah kami. Kami harus menghitung semua kerusakan. Kemungkinan jaringan listrik kami perlu ditata ulang,” jelasnya. Kawasan bisnis akan mendapatkan kompensasi. Namun lebih dari 30 persen perkampungan di pinggiran kota masih harus menunggu air surut hingga beberapa hari ke depan. Akan ada operasi pemulihan besar-besaran di seluruh wilayah Quuensland. Jadi krisis ini masih jauh dari berakhir. Sebagian supermarket di Bris­bane telah kehabisan stok dagangan. Sementara petugas pengumpul sampah dan bus tidak beroperasi. Aliran listrik di lebih dari 100 ribu bangunan diputus untuk mengurangi risiko tersengat. Di tengah kota, meski air mulai surut, lumpur yang lengket menggunung. Petugas menyatakan, proses pembersihan akan membutuhkan waktu berbulan-bulan. Bandara Brisbane aman dari bencana dan tetap beroperasi normal. Meski demikian, para calon penumpang diminta untuk mempersiapkan perjalanan dengan baik. Karena transportasi publik sangat terbatas. Banjir juga merusak sektor agrikultur dan pertambangan. Bendahara negara bagian Queensland menyatakan ongkos pemulihan pasca banjir akan menghabiskan anggaran dalam satuan miliar dolar bukan lagi juta. Sungai Brisbane sudah mulai surut dan diperkirakan akan menurun hingga 3,2 meter pagi hari ini, Jumat (14/1). Saat mencapai puncaknya, ketinggian air sungai tercatat 4,46 meter. Hanya sedikit di bawah banjir besar pada 1974, yakni 5,4 meter. Di Brisbane barat, kota kecil Goondiwindi berada dalam  status waspada penuh. Karena muncul kekhawatiran meluapnya Sungai Macintyre dan bisa menggenangi seluruh wilayah kota. Polisi terus mencari sejumlah orang yang dilaporkan hilang di Bukit Lockyer, setelah banjir bandang menyapu wilayah tersebut. (cak/dos)

Tags :
Kategori :

Terkait