BACA JUGA:Simpel Legit Nasi Kasreng Kuningan Menjadi Makanan Favorit Untuk Orang Yang Berwisata
BACA JUGA:Penampakan Angin Puting Beliung saat Menerjang Indramayu, Bupati Nina Janji Hal Ini ke Warga
Sementara itu, gempa ketiga dengan kekuatan yang cukup besar, yakni M 4,8 terjadi pada pukul 20.34 WIB.
Pusat gempa berada di darat sekitar 2 kilometer arah Timur Laut Kabupaten Sumedang pada kedalaman 5 kilometer dan tergolong gempa dangkal.
Berdasarkan mekanisme fokus sumber gempa yang diumumkan oleh BMKG, gempa terpicu oleh adanya pergerakan sesar aktif yang bergerak secara medatar (strike slip).
Badan Geologi dalam keterangan resminya memperkirakan bahwa keberadaan Sesar Cileunyi -Tanjungsari sebagai penyebab terjadinya rangkaian gempa di Kabupaten Sumedang.
Namun untuk memastikan karakteristik dari fenomena gempa Sumedang masih dibutuhkan kajian lanjutan, salah satunya adalah kajian seismologi.
“Tim Seismologi ITB membawa 22 unit seismograf dengan tujuan untuk merekam gempa susulan yang terjadi di Sumedang."
BACA JUGA:Coret 2 Gelandang, Shin Tae-yong Bawa 26 Pemain Timnas Indonesia di Piala Asia 2023
"Selain itu, tim juga akan melakukan kajian ambient seismic noise tomography untuk mencitrakan profil struktur seismik bawah permukaan yang menjadi sumber kejadian gempa Sumedang,” kata Andri dalam keterangannya, Kamis 4 Januari 2024.
Tim pun akan meneliti 22 sebaran titik pengamatan seismograf dengan lebih detail. Sebaran titik pengamatan seismograf melingkupi area kejadian gempa di Kabupaten Sumedang.
Perekaman gempa susulan pun akan dilakukan selama 30 hari. Selanjutnya data rekaman gempa susulan akan dianalisis untuk memahami fenomena kejadian gempa Sumedang.
Terkait pemicu gempa, berdasarkan keterangan dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) pada tahun 2017, terdapat kemenerusan garis Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.
Namun sebaran sembilan episentrum gempa berada di antara Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari. (*)