MAJALENGKA – Ketua Pengurus Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat Dr H Eman Suryaman mengakui jika keberadaan sekolah formal NU di Kabupaten Majalengka, jumlahnya masih sedikit dibandingkan sekolah formal milik organisasi Islam lain seperti Persatuan Ummat Islam (PUI). “Memang kalau dibandingkan dengan PUI misalnya, di Kabupaten Majalengka ini sekolah formal yang dikelola NU maupun yayasan NU, masih kalah jumlah. Oleh karena itu, saya memasang target kepada pengurus PCNU maupun LP Maarif yang baru dilantik ini, untuk minimalnya bisa mendirikan satu sekolah formal di satu Kecamatan,” kata H Eman saat memberikan sambutan pada agenda pelantikan pengurus LP Maarif NU di Alun-alun Kecamatan Leuwimunding, Selasa (18/2). Meski demikian, kata Eman, warga nahdliyin patut berbangga karena lembaga pendidikan non formal yang dikelola NU maupun yang berbasis nahdliyin, di Jawa Barat termasuk di Majalengka, masih didominasi oleh NU. Bahkan, keberadaan pesantren sebagai embrio perjuangan kader-kader intelektual yang agamis, juga masih didominasi NU. Namun, menurutnya, hal ini bukanlah menjadi pembanding yang menurunkan semangat perjuangan, melainkan sebagai motivasi untuk berlomba-lomba memajukan dunia pendidikan dan syiar Islam, demi membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Oleh karenanya, di tingkatan provinsi, PWNU telah bekomitmen dengan Gubernur Jawa Barat Dr H Ahmad Heryawan LC, untuk mencanangkan program kobongisasi pondok pesantren dan konsentrasi penambahan ruang kelas baru, guna memajukan dunia pendidikan dan syiar Islam di Jawa Barat. Sementara itu, Wakil Bupati Majalengka yang sekaligus Ketua Umum DPD PUI Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd saat memberikan sambutannya, juga merespons selentingan dari Ketua PWNU yang menilai jika keberadaan lembaga pendidikan formal NU masih kalah jumlah jika dibandingkan dengan PUI. Menurutnya, hal ini tidaklah menjadikan alasan untuk bersaing dan membanding-bandingkan. Karena hakikatnya setiap ormas Islam punya ciri khas dan gaya tersendiri dalam mensyiarkan Islam, termasuk dalam mengelola pendidikan Islam. Misalnya, NU terkenal dengan gaya pencetakan kader militannya di lingkungan pesantren. Justru, kata dia, semakin banyak ormas Islam yang konsentrasi dalam mengelola dunia pendidikan, maka akan semakin besar pula peluang mencetak generasi berikutnya yang berkualitas dan Islami. (azs)
Ditarget Satu Sekolah Formal Tiap Kecamatan
Rabu 19-02-2014,08:19 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :