Tari Topeng Randegan Punah, Seniman Majalengka Sebut Dosa Besar Para Pendahulu

Rabu 28-02-2024,11:30 WIB
Reporter : Ono Cahyono
Editor : Tatang Rusmanta

Tari Topeng Randegan Punah, Seniman Majalengka Sebut Dosa Besar Para Pendahulu

RADARCIREBON.COM – Tari topeng tidak hanya ada di Cirebon dan Indramayu, Majalengka juga punya. Setidaknya pernah ada.

Ya, berikut ini adalah kisah mengenai tari topeng yang berasal dari Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Sayangnya, tinggal cerita. Bentuk dan pertunjukan tari topeng ini sudah tidak ada.

Ya, seni tradisional merupakan warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan. Soal melestarikan kesenian, sudah sering dibicarakan.

BACA JUGA:4 Pengedar Sabu di Kuningan Ditangkap Polisi, 3 di Antaranya Residivis, 1 Warga Cirebon

Nyatanya, tidak sedikit kesenian di Indonesia sudah berada di ambang kepunahan bahkan sudah lenyap karena tidak memiliki regenerasi.

2

Salah satu kesenian yang dikabarkan telah punah adalah Tari Topeng Randegan. Tepatnya berasal dari Desa Randegan Kulon dan Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Punahnya kesenian itu diungkapkan oleh Seniman Majalengka, Darto.

"Meskipun kita terus bicara Topeng Randegan di Majalengka, ketika akan ditampilkan, itu sangat kesulitan bagi kita. Karena personelnya sudah tidak ada," kata Darto belum lama ini.

BACA JUGA:Asep Pembuat Tugu Udang Berbahan Knalpot Brong, Pernah Dapat Orderan ke Australia

BACA JUGA:Wisata Eduheritage Jakarta-Cirebon: Upaya Merajut Benang Merah Kesejarahan

Darto menyampaikan bahwa punahnya Tari Topeng Randegan disebabkan oleh 'dosa besar para pendahulunya'. Para pendahulu tidak mewariskan bakat dan ilmu seni mereka kepada generasi penerus.

"Persoalan tari tradisional selalu berkaitan dengan regenerasi. Regenerasi bukan berarti kaum muda tidak mau mempelajari, tapi terkadang terkendala dengan sulitnya para orang tua atau pewaris memberikan atau menurunkan ilmu seni mereka kepada anak-anak muda," katanya.

"Ada mitos bahwa kalau bukan trah dalang, sulit untuk menjadi penari topeng, 'kamu mah bukan turunannya, mempelajari juga percuma', akhirnya di situ mulai terjadi pergeseran nilai," sambung pria asal Desa Bongas Kulon Kecamatan Sumberjaya ini.

Kategori :