RADARCIREBON.COM – Upaya mendeteksi dini penyakit kanker payudara merupakan salah satu cara meningkatkan angka harapan atau peluang hidup.
Namun, apabila penanganannya terlambat, justru akan membuat kondisi pasien semakin sulit diobati.
BACA JUGA:Lantik 51 Pejabat, Bupati Imron: Segera Lakukan Adaptasi dan Laksanakan Tugas Baik
BACA JUGA:Kendalikan Harga Sembako Jelang Ramadan, DWP dan DKP3 Kota Cirebon Gelar Bazar GPM
BACA JUGA:Long Weekend, Diprediksi Jumlah Kendaraan yang Melintas di Tol Cipali Meningkat
BACA JUGA:Penjabat Gubernur Jabar Ingin bank bjb Tingkatkan Kinerja Pasca Terima LHP
Dalam Asia Pacific Breast Cancer Summit (APBCS) 2024, Ahli Kesehatan Dr dr Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, salah satu dokter ahli dari MRCCC Siloam bahwa kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum ditemui di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita.
Di Indonesia sendiri, Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan sebesar 70 persen pasien kanker payudara telah memasuki stadium 3 saat terdeteksi.
Padahal, prognosis kemungkinan hidup pasien kanker payudara rata-rata dalam 5 tahun bisa mencapai 90-95 persen pada Stadium 1, 70-75 persen Stadium 2, serta 10-25 persen Stadium 3 dan 4.
BACA JUGA:Masyarakat Gintung Lor Susukan Cirebon Gelar Aksi Unjuk Rasa di Depan Balaidesa, Inilah Tuntutannya
BACA JUGA:Belum Dapat Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran, PT KAI Buka Pemesanan Lagi
BACA JUGA:5 Cara Download Video di Youtube Tanpa Instal Aplikasi
“Meskipun prevalensinya tinggi, deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini secara signifikan.”
“Tingginya angka prevalensi kanker payudara menunjukkan pentingnya deteksi dini, baik secara mandiri maupun medis,” ucapnya.
BACA JUGA:Pesawat Kargo Milik Smart Air Hilang Kontak Usai Lepas Landas dari Bandara Juwata Tarakan
BACA JUGA:Hadiri Peresmian GGM, Bey Machmudin: Manfaatkan Majalengka dengan Kegiatan Produktif dan Positif
Lebih lanjut Dr dr Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM mengatakan, mengenai standar perawatan pada kanker payudara triple-negative, mulai dari kasus-kasus menantang dalam penyakit kanker payudara HER2-positif (misalnya perubahan status reseptor dari penyakit preop ke penyakit residu, Brain Mets, dan lain-lain), kasus-kasus TNBC yang paling sering ditemui di Indonesia, hingga permasalahan yang menantang dalam kasus kanker payudara HR+ve. (*)