Warga Kelurahan Cijoho ”Ngamuk”

Sabtu 22-01-2011,06:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Tanam Pohon Pisang di Jalan, Tuntut Lurah Mundur KUNINGAN - Kecewa aspirasinya meminta perbaikan jalan sejak tahun 2008 dicueki pemerintah daerah, warga Cijoho memblokir Jalan Cikawung dan Jalan Randugede, Jumat (21/1). Uniknya, pemblokiran dilakukan dengan cara menanam pohon pisang di sepanjang dua ruas jalan tersebut. Bentuk protes keras itu karuan membuat aktivitas mereka lumpuh. Kendaraan terutama roda empat, angkot dan per dokar tidak bisa keluar rumah. Mereka tidak mencari nafkah dan memilih berkumpul menuntut perbaikan jalan yang memang sudah rusak parah. Pemandangan unik di jalan sepanjang 2 kilometer tersebut sudah terjadi sejak subuh, pukul 5.00. Pohon pisang bukan satu-satunya jenis pohon yang ditanam warga di lokasi itu. Adapula tanaman singkong dan pot bunga. Di beberapa titik, warga bahkan sengaja memindahkan kursi tamu rumah mereka ke tengah jalan. Sambil duduk-duduk santai laiknya di dalam rumah, mereka menikmati kopi dan makanan ringan alakadarnya bersama para tetangga. Lebih parah lagi, ada warga menggunakan jalan rusak sebagai tempat pembuangan sampah. Jalan dipalang pagar bambu. Adapula jalan rusak yang sudah membentuk kubangan diisi air hingga penuh lalu ditanami ikan mujaer. Beberapa warga lantas menunjukkan aksi lucu dengan memancing ria di kubangan jalan tersebut. Tampaknya situasi itu memicu warga lain untuk bergabung. Secara spontan, mereka pun membentuk kekuatan massa. Tanpa direncanakan, massa mendatangi rumah Lurah Cijoho, Tono Supartono, yang kebetulan masih berada di Jalan Cikawung, untuk menagih janji perbaikan jalan. Tetapi Ia tidak berada di rumah, karena sudah berangkat ke kantor kelurahan. Ratusan warga yang emosi tidak berhenti di situ. Mereka ngotot mendatangi Lurah Tono di kantornya sambil meneriakkan tuntutan agar Lurah Cijoho mundur dari jabatannya. Massa ditemui lurah di depan pintu kantor kelurahan. ”Ini kehendak murni warga. Mungkin kita tetap akan protes begini sampai ada perbaikan jalan,” ujar Ketua RT 13, Ading Setiawan kepada Radar, kemarin. Ketua RT 14, Mamat Abdullah, menyebut, proposal permohonan perbaikan jalan sudah diajukan beberapa kali sejak 2008. Tetapi proposal itu seperti dijadikan sampah saja oleh pemerintah. Padahal banyak pejabat dan PNS tinggal di Kelurahan Cijoho, termasuk sekda. ”Dari seluruh ajuan proyek Kelurahan Cijoho, hanya 30,9 persen saja yang direalisasi. Kalau dibawah 50 persen sudah jelas rapotnya jelek,” imbuh dia. Ungkapan lebih pedas lagi sampaikan Nana (60). Menurut kusir dokar itu, Kelurahan Cijoho bukan lagi jantungnya Kota Kuningan, tetapi sudah menjadi jantung pisang. Ia kecewa karena hingga kini jalan Cikawung dan Randugede tidak kunjung diperbaiki. ”Jalan ini jalan kota, masa diperbaiki saja susah. Seharusnya pak lurah kreatif. Ganti saja lah lurahnya,” imbuh Ero Sukana (45), diamini warga lain. Tuntutan agar lurah mundur dari jabatannya kembali terdengar di kantor kelurahan. Sayang, Lurah Tono yang mendengar teriakan itu terpancing. ”Siapa yang tadi minta saya diganti, siapa,” timpal Tono dengan raut wajah emosi. Tono pun mempersilahkan warganya untuk meminta pergantian Lurah Cijoho kepada Bupati H Aang Hamid Suganda. Karena Ia merasa tidak dipilih langsung oleh masyarakat. Jabatan lurah, tegas dia, ditunjuk oleh bupati. ”Kalau memang saya diperintahkan turun, saya akan turun,” ucapnya. Warga kemudian berhasil ditenangkan oleh salahseorang tokoh masyarakat. Massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (tat)

Tags :
Kategori :

Terkait