RADARCIREBON.COM - Ledakan Gudang Amunisi Yon Armed di Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, mengingatkan kejadian serupa di Kota Cirebon saat era VOC.
Sebuah benteng kokoh yang menjadi perlindungan bagi maskapai dagang Belanda itu, rata dengan tanah usai sebuah gudang peluru meledak.
Benteng Bescherming yang dibangun 1681 - 1835 pun rata dengan tanah dan kini lokasi bekas bangunan itu, diberi nama dengan Jl Benteng.
Benteng Bescherming baru didirikan pada tahun 1686. Pendirian benteng ini dilakukan atas prakarsa Kapten Francois Tack yang baru ditugaskan di Cirebon pada tahun 1685 dan pertama kali ditempati oleh Residen Marten Samson pada tahun berikutnya (Lubis, 2003: 270 & Tim Sejarah Unpad, 1991: 143).
BACA JUGA:Belasan Pemuda Hendak Tawuran Diamankan Patroli KRYD Polresta Cirebon
Salah satu tujuan dari penugasan Kapten Francois Tack ke Cirebon adalah mencari solusi dari konflik berkepanjangan antara Sultan Sepuh I dan Sultan Anom I (VOC 1417, 18 Desember 1685, 1928).
Pada tulisan dengan judul 'Benteng Bescherming di Cirebon: Konteks Politik, Fitur Fisik dan Fungsinya pada Akhir Abad 17' Satrio Dwicahyo menyebut keberadaan benteng ini, menunjukkan VOC punya pendekatan berbeda pada setiap daerah.
Kota Cirebon pada waktu itu, bukan daerah yang memiliki komoditas pertanian maupun rempah. Tetapi VOC sampai membangun benteng.
Alumnus Program Advance Cosmopolis, Universiteit Leiden ini menyebut, kemungkinan pembangunan Benteng Bescherming lebih kepada eksistensi VOC dan menegaskan kehadirannya di wilayah Cirebon.
BACA JUGA:Gudang Amunisi Milik Kodam Jaya Terbakar, 135 Kepala Keluarga Mengungsi
Kehadiran VOC di Cirebon lebih banyak didasari oleh pertimbangan politis daripada ekonomi.
VOC memilih untuk membangun perwakilannya di Cirebon karena lokasinya yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa (Lapian & Sedyawati, 1998: 1-6).
Tidak seperti utusan-utusan VOC di wilayah lain, Cirebon tidak menawarkan komoditas yang unik. Lada, kayu, kopi, dan beras yang disumbangkan oleh Cirebon dapat ditemui di wilayah lain.
Kopi Cirebon memang seringkali dikenal sebagai kopi dengan kualitas terbaik di Jawa. Namun, kualitas kayu Cirebon seringkali ditempatkan di bawah kayu dari Jepara (Kern, 1957: 197-198).
BACA JUGA:Akpol Buka Pendaftaran untuk Calon Taruna-taruni, Nih Syaratnya