Masih Cari Pengganti Heviyana

Selasa 25-02-2014,13:29 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON – Mencari figur pemimpin top organisasi olahraga seperti KONI tidak mudah. Tugas berat mengembangkan olahraga menuntut kemampuan manajemen dan leadership yang baik. Jangan lupa juga jiwa besar dan sikap rela berkorban untuk KONI. Kalau istilah yang berkembang dari para pengurus cabang olahraga (cabor), ketua umum KONI harus siap menjadi ujung tombak dan ujung tombok. Mencari figur ketua umum KONI masih dilematis. Personalia pengurus telah kadaluarsa sejak 14 Februari 2014. Padahal, tahun ini akan digelar Porda Jabar XII/2014 yang menuntut banyak perhatian. Ketua Umum KONI Hj Sri Heviyana Supardi sudah memastikan dirinya tidak akan maju kembali. Sejauh ini, baru ada dua nama yang mencuat. Yaitu Ketua Umum Pertina Kabupaten Cirebon Henky Choernia dan Mantan Ketua Umum POBSI Jabar Wiharto. Kedua tokoh olahraga itu digadang-gadang cukup kompeten menggantikan Heviyana. Namun demikian, bursa pencalonan masih terbuka lebar. Segala kemungkinan masih bisa terjadi. Sayangnya, tokoh-tokoh olahraga di Kabupaten Cirebon terkesan malu-malu. Selain dua nama diatas, belum ada yang berani mengajukan diri menjadi calon pucuk pimpinan induk organisasi olahraga di Kabupaten Cirebon ini. Ketua Umum PBSI Agus Effendi dan Ketua Umum PTMSI H Mustofa bicara soal figure yang pantas, kemarin. Menurut mereka, ketua umum harus yang sesuai harapan cabor. Sayangnya, keduanya mengaku belum memiliki nama yang sesuai memimpin KONI empat tahun mendatang. “Ketua umum KONI harus orang yang bersih, cerdas dan senang olahraga, ” ujar Agus Effendi. Apakah latar belakang ketua umum sebaiknya dari kalangan politisi atau pengusaha? Menurut Agus, ketua umum sebaiknya jangan dari kalangan politisi. “Lebih baik bukan politisi agar lebih fokus dan maksimal bekerja membangun dunia olahraga,” jelasnya. Mustofa lebih terbuka. Ketua DPRD Kabupaten Cirebon itu mengatakan, latar belakang ketua umum, baik dari kalangan politisi maupun pengusaha tidak menjadi masalah. Asalkan memiliki kepedulian dan mencintai olahraga, serta berpengalaman memimpin organisasi olahraga. “Ketua umum KONI tidak boleh hanya menjadi simbol. Harus memahami betul seluk beluk dunia olahraga,” katanya. Selain itu, menurut Mustofa, syarat penting menjadi ketua umum harus memiliki kekuatan secara finansial. “Perhatian perusahaan-perusahaan swasta terhadap dunia olahraga di Kabupaten Cirebon tidaklah besar. Karenanya, untuk medampingi dana hibah dari pemerintah. Ketua KONI harus memiliki kekuatan finansial yang besar,” pungkasnya. (ttr)

Tags :
Kategori :

Terkait