Rinjani Juni

Jumat 14-06-2024,17:15 WIB
Editor : Tatang Rusmanta

Napas ngas nges ngos. Tinggal dikit lagi. Ujung tanjakan dicapai, eh masih melipir ke kiri 20-an meter. Baru ada papan penanda: Plawangan Sembalun. 

“Kita lanjut ke Plawangan dua,” kata pemandu.

BACA JUGA:Distan Adakan Pelatihan Para Juleha

BACA JUGA:Ketua DPRD Dukung Kejari Tangani Kasus Pataraksa

Baru tujuhan. Jam empatan. Kami bergegas. Rintik mulai deras. Perasaan tadi niat mau lurusin kaki dulu. Ini langsung ngebut lagi. Demi sampai tenda. Berabe kalau kehujanan.         

Dekat barisan pinus, tenda berjejer. Langit masih terang. Senja berangsur datang. Kabut menghilang. Mendung pulang. Perlahan, bak mandi raksasa milik Bunda Anjani terlihat: wuiih... biru-biru-biru. Semesta pujian hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala.   

Ah, Rinjani. Kami cumbui pasir tipismu di Plawangan. Sebelum terperosok- tenggelam dalam lautan sirkuit E. Kami tamiya-tamiya drop batere. Tamagochi-tamagochi unyu, yang terus merapal doa. Menguatkan tekad. Seraya mengembuskan kentut tak habis-habis. Bahkan, sampai ada yang buang hajat di jalur. 

Tinggal dikit lagi. Kelokan terakhir tampak. Finish depan mata. Tapi koq, langkah kaki makin melorot. Napas satu-dua. Pegangan treking pole nambah kuat. Biar enggak oleng.

Saingan summit: kanan-kiri bule. Porter mah jangan tanya. Keranjang mereka tinggal. Sayap muncul. Terbang whooosshh... Muncak jepitan dan sarungan doang. Bulu angsa tak guna.     

Nah, sodara-sodara... Begitu masuk di kelokan batu-batu gede. Mirip summit Mahameru. Ternyata ada dua puncak Rinjani: timur dan barat. Puncak timur pemandangan sunrise, lautan awan, dan dasar kawah pasir berbatu. 

Puncak barat, ini yang hits: keindahan Segara Anak dan Gunung Baru Jari yang memukau. Bule serta turis pendaki lainnya, kumpul di sini. Saya terobos kerumunan mereka. Segera mengabadikan momen. Pukul 06.05 WITA. 

Gantian pose. Pakai plakat tulisan Puncak Rinjani 3.726 mdpl. Ada juga yang mainin drone. Semua meluapkan kegembiraan. Ekpresi bahagia terpancar. Lancar melaju di sirkuit E. Tanpa mogok atau balik kanan. 

Jangan salah, ada yang perjuangannya kaya truk gandeng. Ditarik pemandu sampai atas. Langkah seret, nyaris mundur. Tapi akhirnya berhasil. Air mata bercucuran dari ketiak wkwkwk... Makin bahagia, karena Juni ulang tahun pula. Termasuk saya. Walhamdulillah... 

Woi, katanya kemarin banyak Gemini yach...  

Summit beres. Plawangan kembali menanti. Danau Segara Anak riuh memanggil. Setiap tapak Rinjani adalah rasa syukur. Tak mudah menikmati keindahannya. Beberapa sepatu jebol. Ada yang dengkulnya aus. Akhirnya, berjalan kaya baru sunat.

Jalur ke danau curam cui. Banyak batuan gede. Melipir tebing. Lewat jembatan. Perlu 3-4 jam. Masih naik-turun bukit. Kesabaran dan tekad kuat, jadi modal penting mendaki Rinjani. 

Kategori :