Kondisi tersebut menyebabkan kemarau panjang sehingga memengaruhi tingkat kebakaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon.
“Paling banyak tahun 2023 kemarin, mencapai 530 peristiwa kebakaran,” jelas Ferry.
“Sementara tahun 2022, sebanyak 203 peristiwa kebakaran. Di tahun 2024, sampai sekarang baru 60 peristiwa kebakaran,” imbuhnya.
Sementara itu, penyebab kasus kebakaran tersebut bermacam-macam. Antara lain disebabkan oleh korsleting listrik dan pembakaran sampah.
Di samping itu, ada juga penyebab lainnya seperti ada oknum yang membuang puntung rokok sembarangan.
Kepada masyarakat, Ferry mengimbau untuk tidak buang putung rokok sembarangan.
“Bagi masyarakat yang membakar sampah sembarang dan jangan sampai ditinggal,” katanya.
Tidak hanya itu, Ferry juga mengimbau agar selalu menggunakan instalasi listrik yang standar nasional Indonesia (SNI).
Terakhir, untuk tabung gas juga diharapkan menggunakan yang standar nasional Indonesia.
“Yang paling penting sediakan alat pemadam kebakaran atau APAR untuk penanganan awal jika terjadi kebakaran,” imbuhnya. (*)