Tajug Agung Pangeran Kejaksan Cirebon Jadi Cagar Budaya, Begini Sejarahnya

Senin 29-07-2024,11:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Tatang Rusmanta

Perlu diketahui, dalam historiografi Cirebon, termasuk beberapa Babad tulisan Kyai Mahmud Rais menceritakan awal mula kedatangan Syarif Abdurrahman dan Syarif Abdurrahim.

Kedua bersaudara ini merupakan anak Syarif Sultan Sulaiman Al Baghdadi dari negri Baghdad, salah satu versi mengatakan keduanya anak dari Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati.

Pada satu kesempatan, Syarif Sulaiman sedang gundah gulana memikirkan pola tingkah kedua puteranya yang khiriqul 'adah (di luar kebiasaan). 

Keduanya seringkali menari di jalan-jalan sebari menimang-nimang anjing seperti orang tidak normal. 

Ada kemungkinan keduanya (Abdurrahman dan Abdurrahim) mengamalkan satu amalan tarekat yang biasa disebut Tarekat Malamatiyah, tarekat yang menekankan pengamalnya yang menyerupai orang gangguan jiwa atau seperti seorang pengemis yang compang-camping agar menghilangkan rasa keakuan diri dan eksistensi diri yang semu dan fana. 

Melihat tingkah kedua putranya ini, Syarif Sulaiman kemudian mengusir keduanya agar keluar dari Baghdad. 

Sang guru kedua putra tersebut lalu berpesan agar jika mereka meninggalkan Baghdad, maka datanglah ke Cirebon, karena Cirebon adalah tanah yang diberkahi para wali.

Demikian sabda yang disampaikan Syekh Juned, guru dari Abdurrahman dan Abdurrahim itu.

2

Sesampainya di Cirebon, sekitar tahun 1464, Syarif Abdurrahman dan Syarif Abdurrahim kemudian berguru kepada Syekh Nurjati Cirebon. 

Dari situ kemudian keduanya kadang diidentikkan dengan anak dari Syekh Nurjati.

Pada era pemerintahan Sunan Gunung Jati, Syarif Abdurrahman kemudian ditempatkan di sebuah kawasan yang tanahnya subur, tanah itu yang kemudian kita sebut dengan sebutan Panjunan. 

"Kata dasarnya anjun" yakni sebuah wilayah subur yang tanahnya bisa digunakan untuk membuat porselen atau piring-piring China dan atau membuat gerabah. 

Syarif Abdurrahman juga kemudian membangun Masjid yang kelak disebut Masjid Panjunan sekitar tahun 1480 an. 

Syarif Abdurrahman kemudian kita kenal dengan lakob Pangeran Panjunan. 

ementara adiknya Syarif Abdurrahim kemudian dijadikan Jaksa di era Sunan Gunung Jati dan menempati tempat yang disebut Kejaksaan. 

Di wilayah ini kemudian Syarif Abdurrahim membangun sebuah tempat ibadah yang disebut Tajug Kejaksaan sebagai basisi penyebaran agama Islam. 

Kategori :