Kendati demikian, ada pula bangunan Warem yang utuh, hanya ditinggalkan pemiliknya. Bangunan yang utuh itu, kemudian KWH atau meteran listriknya dilakukan pemutusan oleh petugas PLN.
"Alhamdulillah tadi berjalan lancar dan kondusif," tutupnya.
Di tempat yang sama, Kadira selaku Sekdes Palimanan Barat mengatakan, bangunan yang digunakan buat warung remang-remang ada sebanyak 24 unit. Namun, sebagian besar sudah menyadari dan membongkar sendiri.
"Tatal ada 24 Warem. Sekarang, yang sudah bongkar secara mandiri itu ada 18 Warem. Jadi sekitar 7 Warem lagi," kata Kadira kepada Radar Cirebon.
Ia mengatakan, dari 24 warem yang hendak diterbitkan itu. PLN dan pihaknya telah memutus 8 aliran listrik dan mengambil KWHnya.
"Kegiatan pemutusan aliran listrik tadi ada 8 Warem, yang diputuskan dan diambil KWHnya. Sementara sisanya, dengan sadar telah memutus sendiri aliran listrik dan KWHnya," terangnya.
Kadira juga menyampaikan situasi kamtibmas di wilayah Desa Palimanan Barat, Kecamatan Gempol masi kondusif. Karena pembongkaran Warem atas usulan dari masyarakat setempat.
"Alhamdulillah sejauh ini kondusif, karena penertiban ini berdasarkan ajuan masyarakat Desa Palimanan Barat yang sudah menghendaki adanya pembongkaran Warem tersebut," jelasnya. (*)