DPRD Segera Panggil Manajement RSUD Waled dan Arjawinangun

Kamis 01-08-2024,12:30 WIB
Reporter : Samsul Huda
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON, RADARCIREBON.COM  - DPRD Kabupaten Cirebon segera memanggil manajemen dua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemerintah Kabupaten Cirebon. Langkah ini diambil setelah mundurnya, Dirut RSUD Waled dr H Mohamad Luthfi SpPD KHOM FINASIM MMRS dan Dirut RSUD Arjawinangun, dr Bambang Sumardi. 

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Rudiana SE mengaku sudah mengetahui informasi mundurnya dua Dirut RSUD milik Pemerintah Kabupaten Cirebon yang secara bersamaan. Namun, tetap tidak melihat adanya indikasi apapun seperti tekanan maupun politik. Artinya, murni keinginan mereka berdua. 

"Di media memang dr Luthfi dan dr Bambang mundur secara bersamaan. Tapi saya melihat, itu hanya kebetulan saja, karena berdasarkan informasi dr Luthfi lebih dulu mengajukan pengunduran diri. Bahkan sejak tahun lalu, namun baru di proses sekarang. Jadi saya kita tidak tekanan apalagi politik,” kata Rudiana, kepada Radar, Rabu 31 Juli 2024.

Koordinator Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon itu menyampaikan, ia akan memanggil manajemen dua RSUD Waled dan RSUD Arjawinangun. Meski begitu, kata Rudiana, tetap meminta pelayanan di dua RSUD agar lebih berjalan optimal. 

BACA JUGA: Sekda Herman Suryatman Apresiasi Bandung Kajian Geopolitik, Wadah pegiat ilmu hubungan internasional

"Mundurnya dua dirut RSUD yang secara bersamaan juga akan kami tanyakan melalui komisi IV. Apakah selama ini kepemimpinan mereka berhasil atau justru banyak masalah. Untuk itu dalam waktu dekat pihak terkait akan kami panggil," tegasnya.

Disinggung apakah ada persoalan internal RSUD Arjawinagun, anggota DPRD yang kembali terpilih pada pemilu 2024 lalu itu mengaku belum paham. Apalagi terakit informasi masalah manajemen di RSUD Arjawinangun yang semakin kacau. 

“Kita gak bisa memprediksi, terkait sulitnya RSUD Arjawinangun yang mulai diapit dan bersaing dengan rumah sakit swasta,” tuturnya. 

Apalagi, ada anggapan RSUD Arjawinangun akan bangkrut. hal tersebut sangat berlebihan namun wajib menjadi pertimbangan. "Itu sih terlalu berlebihan. Kalau bangkrut ya tidak ya. Tapi kalau pelayanan tidak ditingkatkan pastinya kalah saing dengan rumah sakit swasta," imbuhnya. 

Solusinya, kata Rudiana, pelayanan kesehatan di RSUD harus ditingkatkan, jangan sampai pasien terus berkurang dan beralih ke rumah sakit swasta karena pelayanannya belum maksimal,” tutupnya. 

BACA JUGA: Jelang Pilkada 2024, Kapolresta Cirebon Beri Pesan Ini Kepada Aparatur Pemerintahan Daerah Hingga Desa

Sebelumnya, Dua Dirut RSUD milik pemerintah Kabupaten Cirebon kompak membongkar diri. Mereka adalah dr H Mohamad Luthfi SpPD KHOM FINASIM MMRS dan dr Bambang Sumardi. Dr luthfi sendiri berdinas di RSUD Waled, sementara dr Bambang di RSUD Arjawinangun. 

Surat pengunduran diri pun sudah diserahkan ke BKPSDM Kabupaten Cirebon. Kabar janji diri pun diperbolehkan Dirut RSUD Waled, dr Luthfi. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik (kanker dan kelainan darah) itu mengakui kegagalan dirinya sebagai Dirut bukan tanpa alasan. Semuanya sudah dipertimbangkan secara matang. Salah satu pertimbangannya adalah kesibukan penangani pasien dan sebagai Ketua IDI Jabar. 

"Ada hal yang sangat mendasar. Yakni, komplain dari pasien penyakit dalam. Kasihan juga pasien pengen konsultasi dengan saya, susah ketemu sampai tiga bulan," kata Luthfi, saat di konfirmasi melalui sambungan selularnya, Selasa 30 Juli 2024.

Tidak tertanganinya pasien itu, kata Luthfi, karena terlalu padatnya dalam manajerial rumah sakit. Oleh karena itu, merendahkan diri menjadi Dirut adalah pilihannya. Yang kemudian, masuk ke Jabatan Fungsional (jafung). “Saya sekolah tinggi-tinggi itu kan agar ilmunya bermanfaat dan dapat dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan. Oleh karena itu, saya ingin fokus menebar manfaat,” terangnya. 

Kategori :