Tradisi Saptonan di Kuningan, Ada Pendekar Berkuda dan Lomba Panahan Tradisional

Minggu 01-09-2024,19:21 WIB
Reporter : Andre Mahardika
Editor : Tatang Rusmanta

RADAR CIREBON - Ribuan masyarakat berbondong-bondong datang ke lapangan sepak bola Ancaran, Kabupaten Kuningan.

Saking meriahnya, masyarakat rela panas-panasan sampai pertunjukan selesai. Bahkan, desak-desakan tak terhindarkan ketika masyarakat berebut gundukan hasil bumi.

Sebagai wujud mengingat perjuangan pahlawan terdahulu sejak zaman kerajaan, tradisi saptonan rutin digelar setiap tahun.

Sebelum adu ketangkasan menombak dan memanah dilangsungkan, ratusan peserta berkeliling lapangan mengenakan pakaian ala-ala zaman dulu.

BACA JUGA:Kisah Sukses AgenBRILink Mitra UMi Sunaie, Bantu Dekatkan Akses Keuangan bagi Warga

Sejumlah kreasi turut dipamerkan berupa bendera, umbul-umbul, replika pusaka dan hasil bumi.

Penonton semakin mengelilingi lapangan mencari tempat yang pas agar dapat menyaksikan adu ketangkasan pendekar berkuda.

Terlebih, saat belasan kuda asli kuningan mulai berbaris sesuai nomor urut yang diterima.

Sambil memegangi tombak sepanjang satu meter setengah, satu persatu pendekar mulai menunggagi kuda dan memacu kecepatan penuh menuju sejauh seratus meter.

BACA JUGA:Penampakan Masjid As Salam Perum Rinjani yang Ambruk Diduga karena Angin Kencang

BACA JUGA:Bikin Malu! Oknum WNI Bikin Geng di Jepang, Hal Memalukan Dibawa ke Negara Orang

Mereka berlomba menombak dengan target sasaran ember yang digantung di atas gawang setinggi lima meter.

Meskipun banyak pendekar yang sudah sering mengikuti adu ketangkasan, tak sedikit yang mengaku kesulitan tombaknya mengenai sasaran. 

Salah seorang pendekar berkuda, Ilham mengungkapkan, selain dituntut untuk menombak tepat sasaran, pendekar harus menjaga kecepatan pacu dan keseimbangan badan saat berlomba.

"Jelas susah Pak, susahnya pas mulai lari, tangan kiri memegang tali dan tangan kanan megang tombak. Melepaskannya juga susah, sering meleset," ungkapnya.

Kategori :