Impresif, Segini Pertumbuhan Laba yang Dicatat BSI

Selasa 03-09-2024,18:00 WIB
Reporter : Apridista S Ramdhani
Editor : Tatang Rusmanta

RADAR CIREBON - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja keuangan yang sangat impresif pada kuartal II 2024.

Per Juni 2024, laba bersih BSI mencapai Rp3,4 triliun, tumbuh 20,28% secara tahunan, menjadikan BSI sebagai peraih pertumbuhan tertinggi di antara Top 10 bank di Indonesia.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan saat ini makro ekonomi cukup menantang ditandai dengan naiknya suku bunga acuan seperti BI Rate yang naik ke level 6,25% pada awal kuartal II 2024.

Tapi BSI berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis secara sehat dan berkualitas sepanjang kuartal II tahun 2024.

BACA JUGA:Kebakaran Rumah di Kuningan, Nenek Mi’ah Alami Kerugian Sekitar Rp164 Juta

BACA JUGA:Perbaikan Masjid As-Salam yang Ambruk Atapnya, Begini Kata Pj Walikota Cirebon

Pertumbuhan BSI dalam berbagai indikator kunci, seperti aset, DPK, laba bersih, dan rasio CASA, merupakan yang tertinggi di industri perbankan nasional.

2

Prestasi ini adalah bukti bahwa BSI sebagai bank syariah mampu bersaing dan unggul di tengah dinamika industri yang semakin kompetitif.

"Pertumbuhan yang konsisten di berbagai aspek ini juga mencerminkan solidnya kinerja BSI yang berkelanjutan," ujarnya.

Capaian kinerja ini merupakan buah dari konsistensi manajemen yang menerapkan strategi bisnis perusahaan untuk fokus tumbuh sustain pada segmen ritel, konsumer dan UMKM baik dari sisi dana maupun pembiayaan.

BACA JUGA:2 Bulan Menikah Ingin Hadiahi Istri Motor, Pedagang Cilok di Cirebon Justru Ditangkap Polisi

Saat ini komposisi dana murah mencapai 62,05%, sementara komposisi pembiayaan 71,73% berada di segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM.

Pada sisi lain baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit terjaga dengan baik.

Di tengah likuiditas yang ketat menyusul kenaikan suku bunga acuan, BSI masih dapat menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp296,70 triliun, naik 17,50%.

Kinerja Tabungan juga naik 16,09% ke level Rp128,78 triliun di mana sekitar 39% atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil sehingga dapat menjaga level cost of fund. 

Kategori :