Kota Cirebon Jadi Incaran Investor

Rabu 12-03-2014,11:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN– Kota Cirebon tidak lagi menjadi kota persinggahan. Kota berpenduduk sekitar 300 jiwa ini telah menjelma sebagai kota tujuan. Hal ini terbukti dengan banyak investasi di Kota Cirebon. Sebelum menerjunkan investasi, pengusaha menurunkan intelejen mereka untuk mencari perkembangan investasi yang ditanamkan. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bappeda Kota Cirebon M Arif Kurniawan ST mengatakan, tahun 2013 lalu ada 96 ajuan izin pemanfaatan ruang di Kota Cirebon. Dari jumlah itu, 23 di antaranya pembangunan hotel dan 22 ajuan untuk perumahan. Melihat pengajuan izin tersebut, Arif menilai Kota Cirebon tidak lagi menjadi kota persinggahan, melainkan kota tujuan. Bahkan, pengusaha atau investor nasional sudah menapakan kaki usahanya di Kota Cirebon. “Ada perumahan dan banyak hotel taraf nasional. Ini menunjukan geliat menuju kota tujuan,” ujarnya kepada Radar Cirebon, Selasa (11/3). Karena itu, menjadi hal wajar jika investor berlomba menanamkan usaha di Kota Cirebon. Menurut Arif, sejak adanya banyak pembangunan di wilayah tetangga Kota Cirebon, para investor sudah mulai melirik berbagai peluang usaha yang ada. Terlebih, mereka mengetahui ada pembangunan jalan tol Cikampek Palimanan, Cileunyi Sumedang Dawuan Kabupaten Cirebon, bandara Kertajati Majalengka dan jalur rel ganda di Kota Cirebon. beberapa hal itu, menjadi Kota Cirebon sebagai kota tujuan. “Itu alasan mereka banyak membangun hotel dan perumahan,” terangnya. Bahkan, Kota Cirebon diprediksi banyak pihak akan menjelma seperti Kota Bandung. Arif menerangkan, sektor perdagangan dan jasa masih menjadi incaran para calon investor. Menurutnya, Kota Cirebon dinilai memiliki keunggulan dari sisi infrastruktur yang dianggap lengkap. Memasuki bulan ketiga tahun 2014 ini, setidaknya ada 8 ajuan izin pemanfaatan tata ruang di Kota Cirebon. Dalam data dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kota Cirebon, beberapa diantaranya akan digunakan untuk hotel dan mall. “Resiko kota tujuan, kehidupan akan lebih ramai. Kalau malam Kota Cirebon hanya berpenduduk 300 ribu jiwa, pagi sampai sore mencapai 2,5 juta jiwa,” bebernya. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cirebon, H Yuyun Wahyu Kurnia SE MBA menjelaskan, sebelum menanamkan investasinya, investor pasti sudah melakukan kajian mendalam dan dari berbagai sisi. Bahkan, mereka menurunkan intelejen untuk menilai perkembangan yang ada di Kota Cirebon. “Cirebon kota perdagangan dan jasa. Kekurangannya hanya ada pada luas wilayah yang terlalu kecil untuk kota tujuan,” ucapnya. Indikasi Kota Cirebon menjadi kota tujuan, dapat terlihat dari kemacetan jalanan di beberapa ruas jalan utama. Hal ini menunjukan aktifitas warga semakin meningkat di pagi hingga sore hari. Yuyun berharap, tidak ada hal yang menghalangi investor masuk ke Kota Cirebon. sebab, hal itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Cirebon itu sendiri. Biasanya, persoalan politik hingga pungutan liar, menjadi salah satu alasan investor tidak menanamkan usahanya di tempat tersebut. “Investasi harus dibuka seluas-luasnya. Tetap harus memperhatikan budaya Cirebon,” ucapnya. Perkembangan saat ini, lanjut Yuyun, banyak pengusaha nasional menanamkan usaha di Kota Cirebon. hal ini akan terus berkembang hingga tahun selanjutnya. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait