Langkah selanjutnya, lanjut Hamid, FKUB akan mengeluarkan izin jika kondisi sudah kondusif.
"Kami belum mengeluarkan surat izin karena tadi, di masyarakat belum kondusif," ucapnya.
Di tempat yang sama, Camat Lemahwungkuk, Adam Wallesa membenarkan pertemuan tersebut berjalan buntu.
"Tadi kami memfasilitasi pertemuan antara warga, FKUB dan pihak gereja. Namun pertemuan tadi berjalan tanpa kesepakatan apapun alias menemui jalan buntu," ujarnya.
BACA JUGA:Desa Gegesik Kulon Menerima Bantuan Uang Program DPUP
Menurut mantan ajudan Walikota Cirebon ini, rekomendasi dari pihak kelurahan dan dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) sudah keluar terkait izin pemindahan gereja tersebut.
"Yang belum keluar itu izin rekomendasi dari pihak FKUB saja," tandasnya.
Dikatakan Adam, Pemerintah Kecamatan Lemahwungkuk terus berkoordinasi dengan FKUB untuk menjaga kerukunan umat beragama dan kondusifitas di Kota Cirebon.
"Hasil dari pertemuan ini akan kami laporkan kepada pimpinan (Walikota) untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
BACA JUGA:Duduk Komisi IV DPRD, Dasuki Komitmen Tingkatkan IPM Kabupaten Cirebon
Di waktu yang sama, puluhan warga dari RW 03 Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, mendatangi Kantor Kecamatan Lemahwungkuk.
Mereka melakukan aksi penolakan terhadap rencana alih fungsi gudang di Jalan Raya Kalijaga menjadi tempat ibadah.
Mereka juga melakukan aksi pemasangan spanduk penolakan di depan kantor Kecamatan Lemahwungkuk.
Niat mereka akan masuk ke halaman kantor Kecamatan Lemahwungkuk berhasil dihindari oleh personel kepolisian dari Polsek Lemahwungkuk dibantu anggota Babinsa Kodim 0614/Kota Cirebon.
BACA JUGA:Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta: Fitur Lengkap, Harga Terjangkau
Aris Munanto, salah satu perwakilan warga RW 3 kepada menjelaskan, warga merasa proses perizinan gereja tersebut tidak transparan dan menyebut adanya intimidasi terhadap warga dalam sosialisasi terkait alih fungsi gudang tersebut.