Dinkes Siap Bantu Pengobatan Marja

Selasa 18-03-2014,11:58 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

SIDANGAGUNG - Pemberitaan Marja (65), warga Dusun Pahing, RT 04 RW 01, Desa Taraju, Kecamatan Sindangagung, yang menderita lumpuh selama 16 tahun menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kuningan. Ironisnya, selama 16 tahun menderita kelumpuhan, Marja tak tersentuh jamkesmas maupun jamkesda. Hingga saat ini ramai dengan program BPJS, Marja pun tak terdata. Menurut Kadinkes H Raji K Sarji, pengobatan Marja pasti akan dibantu asalkan menempuh prosedur yang berlaku. “Kami akan bantu Marja melakui jamkesda (BPJS, red) yang ditanggung pemerintah daerah. Untuk lebih jelasnya, yang berangkutan dan juga pihak desa menghubungan Pak Farid yang membidangi hal tersebut,” ucap Raji yang mengaku akan berangkat ke Bandung untuk mengikuti rakor, kemarin (17/3) sore. Menurut Raji, untuk langkah awal pengobatan yang bersangkutan diminta surat keterangan rujukan dari bidan dan desa. Pihaknya memastikan akan membantu, asalkan prosedur yang ditetapkan ditempuh. “Pokoknya hubungi Pak Farid, tapi secepatnya. Karena beliau juga ada acara kedinasan ke Jogjakarta,” ucapnya. Sementara itu, Kades Taraju Odjot Suarja mengaku, belum ada kunjungan dari pihak Dinkes Kuningan ke rumah Marja. Ia berharap, Marja bisa sembuh seperti semula karena selama 16 tahun menderita. “Saya ingin sembuh dan ingin diketahui penyakit yang diderita Marja,” jelasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Marja (65) warga Dusun Pahing RT 04 RW 01 Desa Taraju, Kecamatan Sindangagung, kondisnya memprihatinkan. Selama 16 tahun Marja hanya tergeletak di kasur, karena lumpuh. Menurut Jenah, istri Marja, penderitaan yang dirasakan suaminya bermula ketika menderita sakit rematik. Sebelum mengalami kelumpuhan, suaminya mendapat saran untuk diurut agar bisa sembuh. Tanpa pikir panjang, lanjut Jenah, suaminnya memanggil tukang urut. Namun, ternyata setelah diurut bukannya sembuh, malah suaminya tidak bisa jalan sama sekali hingga sekarang. Untuk mengobati suaminya selama 16 tahun itu, Jenah membawa ke tiap rumah sakit, begitu juga pengobatan alternatif. Namun hasilnya nihil. Yang mengherankan, mereka tidak bisa mendeteksi apa penyakit yang diderita suaminya itu. Jenah mengatakan, untuk mengobati suaminya, ia rela menjual barang berharga yang dimilikinya. Bahkan, ia banting tulang bekerja untuk membiayai enam putranya. “Sudah beberapa tahun ini saya tidak membawanya berobat karena tidak punya uang. Mudah-mudahan pemerintah bisa membantu pengobatan dan bisa mendeteksi apa penyakit suami saya,” ujarnya. Dirinya mengaku, tak hanya mengurus suami, namun juga ayahnya yang sudah berusia 100 tahun lebih. Kondisinya sama, yakni tidak bisa keluar dari kamar alias terbaring. “Kalau saya tidak menghibur diri apa yang saya alami ini sangat berat. Tapi saya hanya bisa pasrah kepada Yang Maha Kuasa,” ucapnya. Sementara Kades Taraju Odjot mengaku bukan tidak ingin mambantu namun baru mendapatkan laporan dari pihak keluarga baru-baru ini. “Ya kami juga berharap ada bantuan dari pemkab untuk pengobatan. Karena Marja tidak masuk sebagai penerima jamkesamas atapun jamkesda (BPJS),” ujarnya. (mus)

Tags :
Kategori :

Terkait