Siap Terima Umayana di SMP Terbuka

Senin 12-07-2010,23:05 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON - Pihak SMP Negeri 10 Kota Cirebon langsung memberi bantahan atas pengakuan Rohati, orangtua Umayana yang terpaksa memilih mengeluarkan anaknya dari bangku sekolah akibat tidak sanggup mengeluarkan biaya karena banyaknya pungutan. Bantahan itu disampaikan langsung Kepala SMPN 10, Hj Yeti SPd. “Saya tidak pernah memberlakukan pungutan yang membebani siswa, kecuali pembelian buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Pengakuan itu terlalu mengada-ada, apalagi pungutan patungan untuk membangun WC,” kilahnya saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (12/7). Awalnya, pihak sekolah tidak menemukan daftar nama Umayana pada komputer sekolah, ledger. Bahkan, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, Dra Upi dengan nada ketus menyatakan bahwa berita di media terlalu mengada-ada. “Paling juga mengada-ada, saya tegaskan, tidak ada nama Umayana, sudah ini koran bohong,” ucapnya. Selang 60 menit lebih, akhirnya staf TU menemukan di Buku Induk Siswa dengan nama Umayana, anak dari Mukhlas. Pada saat itu juga, pihak sekolah langsung melakukan klarifikasi, namun tanpa disertai permintaan maaf. “Itu memang murid kami, hanya saja interval keberangkatan masuk ke sekolah relatif sedikit, hanya sekitar 1 semester saja yang bersangkutan bertahan,” kata Yeti. Terlepas dari itu, Yeti menegaskan, pihaknya tidak akan memasukkan siswa yang telah keluar, kecuali jalur SMP Terbuka. “Tenang saja, kalau memang masih ada niatan, Umayana kami tunggu di SMP Terbuka SMP 10, gratis total tak ada pungutan. Terus terang, ada 150 siswa SMPN 10 kami beri dana BOS Rp150 ribu/siswa, jadi jelas kami juga berpihak kepada mereka,” tegas dia. Seperti diketahui, sebelumnya Rohati orangtua dari Umayana mengaku anaknya hanya mampu bertahan 6 bulan menimba ilmu, tapi karena banyaknya pungutan ini dan itu, terpaksa Umayana memilih keluar. “Terus terang, saat anak saya masuk di SMPN 10, biayanya seperti air ngocor, terus saja ngeluarin biaya. Ada beli buku Rp150 ribu, ada patungan WC Rp1.000 perhari hingga 7 bulan, pokoknya banyak. Ya akhirnya terpaksa Umayana memilih keluar. Namun jika pihak sekolah terbuka, dan ada yang mengajak, besar harapan anak saya masih ingin sekolah lagi,” bebernya. (ung)

Tags :
Kategori :

Terkait