Imam Junaid belajar ilmu agama sejak kecil. Beliau mendalami fikih, hadis, dan Al-Qur'an di bawah bimbingan ulama terkemuka di Baghdad. Selain itu, beliau juga belajar ilmu tasawuf dari pamannya, Sari as-Saqathi, dan ulama lainnya seperti Harits al-Muhasibi.
Dalam fikih, beliau mengikuti mazhab Syafi'i, yang menjadi dasar kuat bagi keilmuan syariatnya. Namun, keistimewaannya terletak pada perpaduan antara ilmu syariat dan ilmu tasawuf.
4. Peran dalam Tasawuf
Imam Junaid dianggap sebagai pelopor tasawuf yang menyeimbangkan antara syariat dan hakikat. Beliau menekankan bahwa tasawuf harus tetap berpegang pada Al-Qur'an dan sunnah, tanpa meninggalkan syariat.
Beberapa konsep utama dalam ajaran tasawuf Imam Junaid:
Fana' wa Baqa': Kehancuran ego (fana') dan keberadaan hamba dalam kehadiran Allah (baqa').
Ikhlas dan Tawakal: Menyerahkan segala sesuatu kepada Allah dengan penuh keyakinan.
Mahabbah (Cinta): Tasawuf adalah perjalanan cinta kepada Allah, yang berpuncak pada penyatuan kehendak seorang hamba dengan kehendak Allah.
5. Murid-Muridnya
Imam Junaid mendidik banyak murid yang kemudian menjadi tokoh besar tasawuf, di antaranya:
- Abu Bakr al-Shibli
- Abu al-Husayn al-Nuri
- Ruwaym bin Ahmad
6. Karya-Karya
Sebagian besar karya Imam Junaid berbentuk risalah dan ucapan yang diriwayatkan oleh murid-muridnya. Beberapa ajarannya terkumpul dalam kitab-kitab tasawuf klasik yang ditulis oleh murid atau pengikutnya.
7. Wafat
Imam Junaid wafat di Baghdad pada tahun 910 M (297 H) dalam usia sekitar 80 tahun. Makam beliau terletak di Baghdad dan menjadi tempat ziarah umat Islam.
8. Pengaruh dan Warisan
Ajaran Imam Junaid tetap relevan hingga kini. Beliau dikenal sebagai sufi yang menjaga keseimbangan antara syariat dan hakikat, memberikan panduan bagaimana seseorang bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan tetap mematuhi hukum-hukum Islam.