JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Berkaca pada pengalaman negara lain, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengusulkan agar pelajaran sejarah kembali menjadi mata pelajaran wajib di sekolah.
Pelajaran sejarah wajib diketahui oleh siswa dari mulai tingkat SD sampai dengan SMA. Sementara dalam kurikulum merdeka, sejarah hanya dijadikan mata pelajaran pilihan.
BACA JUGA:Hadapi Vietnam di Piala AFF 2024, Timnas Indonesia Panggil Ivar Jenner dan Justin Hubner
BACA JUGA:Presiden Korea Selatan Dimakzulkan oleh Mayoritas Parlemen
BACA JUGA:Luar Biasa! Rangking Timnas Putri Indonesia Naik ke Peringkat 97 Dunia
"Di negara-negara lain, sejarah adalah pelajaran wajib. Kita harapkan hal yang sama di Indonesia karena sejarah adalah fondasi untuk membangun karakter dan bangsa," ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam acara Musyawarah Nasional Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Sabtu 14 Desember 2024.
Selain itu, politisi Partai Gerindra ini juga menyampaikan rencana Kementerian Kebudayaan untuk menghidupkan kembali Direktorat Sejarah dan Museum yang sebelumnya dihapus lima tahun lalu.
BACA JUGA:PKS Setuju Usulan Presiden Prabowo, Aboe Bakar Alhabsyi: Perlu Ada Evaluasi Sistem Pilkada Serentak
BACA JUGA:Bagi yang Ingin Menikmati Liburan Nataru, Nih Perhatikan Peringatan dari BMKG
BACA JUGA:Alhamdulillah! Berkat Surat dari MenPAN-RB Ini, Tidak ada PHK Honorer
BACA JUGA:Lansia Ditemukan Tewas di Dalam Rumah di Perumnas Cirebon, Diduga Sakit
Selain itu, pihaknya tengah mempersiapkan revisi buku sejarah dalam rangka memperingati 80 tahun Indonesia Merdeka.
Usulan Fadli Zon mendapat dukungan dari Ketua Umum MSI Agus Mulyana yang menilai sejarah memiliki peran penting dalam membangun kesadaran dan karakter bangsa.
BACA JUGA:Passing Grade PPPK 2024, Bagaimana Ketentuan Sistem Kelulusannya
BACA JUGA:Rekomendasi Wisata di Singapura: Destinasi Menarik yang Wajib Dikunjungi
BACA JUGA:Libur Nasional dan Cuti Bersama Januari 2025: Kesempatan Liburan Awal Tahun
"Kami menyambut baik langkah ini. Penulisan sejarah formal oleh negara sangat penting untuk membangun kesadaran sejarah masyarakat dan memperkuat national character building," ujar Agus. (*)