Taman Sari Gua Sunyaragi Menikmati Jejak Taman Sultan

Minggu 23-03-2014,10:47 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI – Taman Sari Gua Sunyaragi masih menjadi salah satu objek wisata sejarah dan budaya primadona di Kota Cirebon. Setiap akhir pekan Taman Sari Gua Sunyaragi ramai dikunjungi masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Sabtu (22/3), Radar Cirebon mengunjungi Taman Sari Gua Sunyaragi yang dibangun di atas tanah seluas 1,5 hektare tersebut. Di kompleks Taman Sari Gua Sunyaragi terlihat para muda-mudi asyik berfoto. Sementara, rombongan siswa sekolah menikmati penjelasan sejarah pembangunan Gua Sunyaragi dari para pemandu wisata. Sejak dibuka sebagai objek wisata budaya dan sejarah pada tahun 1980-an, kompleks Gua Sunyaragi yang berada di Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon ini memang menjadi tempat wisata unggulan di Kota Cirebon. Kompleks yang berada dekat dengan Jalan Bypass Brigjen Darsono ini memudahkan wisatawan untuk mengakses bangunan kuno yang merupakan vila bertaman air para sultan Cirebon dan keluarganya di masa silam. 18 bangunan kuno dengan arsitektur yang unik, yakni perpaduan seni arsitektur Indonesia klasik dan China terasa kental mewarnai setiap ornamen bangunan. Struktur batu karang yang ditata sedemikian rupa membentuk corak wadasan dan mega mendung. Motif wadasan dan mega mendung diakui sebagai corak visual khas Cirebon yang dikenal masyarakat luas melalui media kain batik. Gua Sunyaragi menjadi objek wisata yang sangat menarik, karena arsitekturnya yang unik. Suasananya yang asri dan teduh menjadi tempat yang nyaman untuk liburan keluarga. Nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya selalu menarik untuk dipelajari. Karena itu pula, Taman Sari Gua Sunyaragi dijadikan tempat menarik bagi para pencinta fotografi. Shinta Amalia (18) warga Ciledug, Kabupaten Cirebon, bersama tiga rekannya mengaku senang berkunjung ke Gua Sunyaragi. “Sudah beberapa kali saya main ke sini (Gua Sunyaragi, red) tapi enggak bosan. Tempatnya enak sih, enggak terlalu ramai,” katanya. Lain halnya dengan Kusneti (45) dan Rumina (42), guru SMPN 3 Jatibarang, Kabupaten Indramayu. Kusneti dan Rumina membawa 70 siswanya berkunjung ke Gua Sunyaragi. Menurut Rumina, mengunjungi Gua Sunyaragi sudah menjadi agenda tahunan di sekolahnya. “Kami ingin para siswa lebih mengenal sejarah dan bukti peninggalaan nenek moyangnya. Dengan begitu diharapkan, mereka lebih menghargai dan mencintai sejarah bangsanya,” ujarnya. Sejak tiga tahun lalu, taman yang menjadi tempat peristirahatan para bangsawan Cirebon masa silam ini dikelola oleh sebuah badan pengelola di bawah naungan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kota Cirebon. Badan Pengelola Taman Sari Gua Sunyaragi memiliki 13 personel. Mereka bertugas menjamin kenyamanan dan keamanan para pengunjung Gua Sunyaragi. Direktur Badan Pengelola Taman Sari Gua Sunyaragi Elang Imanudin (57) kepada Radar Cirebon mengatakan, dari tahun ke tahun, jumlah pengunjung Gua Sunyaragi terus meningkat. “Pada tahun 2012 total pengunjung yang datang ke sini (Gua Sunyaragi, red) sebanyak 10.572 orang. Tahun 2013 mengalami peningkatan, totalnya mencapai 17.951 orang,” bebernya. Menurut Elang, peningkatan itu disebabkan sistem pengelolaan yang sudah semakin baik. Kebersihan lebih terjaga, sehingga para pengunjung betah berlama-lama di Gua Sunyaragi. “Kita berharap jumlah pengunjung terus meningkat dan kita pun selalu berusaha memberi pelayanan terbaik,” ucapnya. Tiket masuk ke kompleks Gua Sunyaragi, para pengunjung hanya dikenai kocek Rp5000 untuk anak-anak, Rp8000 dewasa, dan Rp10.000 bagi wisatawan asing. Dari tiket yang terjangkau tersebut, wisatawan bisa leluasa menikmati taman air dan labirin jejak kebesaran Kesultanan Cirebon. Di bagian luar kompleks Taman Sari Gua Sunyaragi terdapat beberapa saung kecil yang menjajakan suvenir khas Cirebon. Lukisan kaca berbagai ukuran serta topeng khas Cirebon dipajang di sana. Itu semua hasil karya para seniman yang tergabung ke dalam Sanggar Alam Sunyaragi. “Harganya beragam. Kita sesuaikan dengan ukuran dan tingkat kesulitan pengerjaanya. Kalau lukisan kaca, dari mulai Rp100 ribuan-Rp 4 jutaan. Kalau suvenir-suvenir kecil seperti replika topeng Cirebon, harganya sekitar Rp30 ribu-Rp 70 ribuan,” jelas Iwan Sukmajati (32), salah satu pengelola sanggar. (ttr) FOTO-FOTO : OKRI RIYANA/RADAR CIREBON WISATA AKHIR PEKAN. Taman Sari Gua Sunyaragi menjadi tempat favorit masyarakat Cirebon dan sekitarnya sebagai wisata akhir pekan.

Tags :
Kategori :

Terkait