Para Promotor Terancam Mundur

Rabu 26-03-2014,11:09 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

WOKING – Masa depan Formula 1 diambang kekacauan saat musim balapan baru saja dimulai. Para promotor mengancam menarik uangnya karena suara mesin V6 tak menjanjikan excitement. Ditambah Red Bull yang ancang-ancang mundur dari lomba setelah merasa dicurangi terkait diskualifikasi Daniel Ricciardo. Ketua Asosiasi Promotor F1 Ron Walker memperingatkan bahwa sejumlah seri ke depan bisa jadi dihapus dari kalender balapan musim ini. “Suara mobil (F1) ini memalukan,” kata Walker kepada The Independent. “Saat mobil melaju di trek lurus pun, kau tidak bisa mendengar suaranya. Sekarang semua promotor khawatir kehilangan fans. Kau akan melihat para promotor mundur. Mereka akan memilih IndyCar atau balapan lainnya untuk memuaskan para fans,” tandasnya. Dalam beberapa waktu ke depan, akan ada pertemuan promotor dengan bidang komersial F1. “Di sana bakal banyak suara protes untuk mengatakan: Cukup Bernie (Ecclestone). Bukan ini yang ingin kami beli,” tandasnya. Menyusul diskualifikasi atas posisi runner-up Ricciardo, pemilik Red Bull Dietrich Mateschitz megancam mundur jika pihaknya tidak berkenan dengan cara kompetisi ini dijalankan. “Dalam kasus (Ricciardo) ini, jelas sekali batas yang bisa kami terima,” ingatnya. Menurutnya, F1 sudah mulai dipolitisasi dengan cara yang tidak patut. FIM baru akan menyidangkan banding Red Bull atas dikualifikasi Ricciardo 14 April mendatang. Itu berarti masih ada dua seri yang akan menempatkan tim Austria itu tidak nyaman. Karena mereka tetap yakin bahwa perangkat sensor aliran bahan bakar yang dipasik Gill Sensor tidak akurat. Namun jika tetap menggunakan sensor milik mereka sendiri, ancaman diskualifikasi sangat besar. Di sisi lain, pada musim 2007, McLaren-Mercedes punya rookie hebat, Lewis Hamilton. Dalam musim perdananya di Formula 1, dia nyaris juara dunia. Kini, McLaren punya Kevin Magnussen yang punya potensi untuk lebih baik daripada Hamilton. Pada 2007, Hamilton hanya kalah satu poin dari Kimi Raikkonen di klasemen akhir. Kalau saja tidak membuat kesalahan hingga gagal finis pada seri ke-16 (total 17 seri), Hamilton saat itu mungkin langsung juara dalam musim debutnya di ajang paling bergengsi itu. Menyamai bahkan melampaui catatan Hamilton adalah satu hal yang sangat sulit. Namun, bos McLaren Ron Dennis yakin Magnussen akan bisa melakukannya. ”Dia memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi juara dunia, yang penting dia mendapatkan mobil yang kompetitif,” kata Dennis. Pujian Dennis tidak berlebihan. Membandingkan lomba perdana kedua pembalap, hasil yang diraih Magnussen lebih baik daripada Hamilton. Hamilton finis ketiga dalam lomba perdana di Australia pada 2007. Di tempat yang sama, Sirkuit Albert Park, Magnussen finis kedua. Sebenarnya finis ketiga, namun Magnussen naik peringkat karena Daniel Ricciardo (Red Bull-Renault) didiskualifikasi dari lomba karena aliran bahan bakar pada mobilnya melebihi batas maksimal yang ditetapkan FIA. Dennis yang performa Magnussen pada lomba perdananya di Australia bukan suatu kebetulan. Sejak kualifikasi dia memang lebih cepat dari rekan setimnya, Jenson Button (juara dunia 2009). ”Saya tidak punya keraguan sama sekali. Baik dalam hal emosi, fokus maupun komitmennya. Dia adalah pembalap yang mengorbankan apapun untuk menjadi juara,” tandas Dennis. Dennis lantas menyebut bahwa keputusan untuk mendatangkan Magnussen adalah keputusannya. Pada awalnya hal itu sempat menuai kritik. Magnussen yang catatan terhebatnya hanya juara Formula Renault 3.5, dianggap kurang bekal untuk mengarungi kerasnya persaingan Formula 1. Keputusan mendepak Perez untuk memberikan tempat kepada Magnussen dianggap sebagai blunder. ”Dalam beberapa hal, kadang hanya satu orang yang bisa membuat keputusan. Karena saat itu banyak masalah, akhirnya saya yang melakukannya (memilih Magnussen daripada Perez,” beber Dennis. ”Itu adalah salah satu hal utama yang harus dibereskan ketika saya kembali,” lanjutnya. Meski baru menjalani lomba perdana, Dennis menyebut Magnussen telah lolos banyak ujian. Bagaimana pun, lomba di Australia lalu memiliki kompleksitas yang berbeda dengan lomba-lomba lain. Itu terkait dengan begitu banyaknya aturan baru yang digunakan musim ini. ”Belum lagi lintasan yang basah dan kering. Tidak ada lagi yang lebih rumit dari itu bukan?” tanya Dennis. Dalam seri kedua di Sirkuit Sepang Malaysia, Dennis yang Magnussen dan Button akan lebih kompetitif. Mobil McLaren MP4-29 dia yakini akan lebih cepat 0,5 detik pada setiap lap-nya. Khusus Magnussen, dia harus menang jika ingin kembali melewati prestasi Lewis Hamilton pada lomba perdananya. Sebab, pada 2007 lalu Hamilton berhasil finis kedua di Sirkuit Sepang yang ketika itu juga menjadi tuan rumah seri kedua. Menarik untuk ditunggu. (cak/ang)

Tags :
Kategori :

Terkait