RADARCIREBON.COM - Jordy Tutuarima, bek Persis Solo keturunan Indonesia-Belanda, mengungkapkan bahwa dirinya masih memiliki keinginan besar untuk membela Timnas Indonesia setelah menunggu selama tujuh tahun.
Menurutnya, membela Tim Garuda adalah salah satu impian terbesar dalam karier sepak bolanya.
Namun, meski memiliki impian tersebut, ia menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah memberikan yang terbaik untuk tim, Persis Solo, di kompetisi Liga 1 Indonesia.
Nama Jordy mulai mencuri perhatian setelah ia tampil sebagai starter dalam laga pekan ke-18 BRI Liga 1 2024/2025 melawan PSM Makassar pada 13 Januari 2025.
BACA JUGA: Liga 1 2024/2025 Masuk Pekan Ke-19, Persib Bandung Usung Misi 3 Poin Saat Jamu Dewa United
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jordy tampil solid sebagai bek kiri Persis Solo hingga ditarik keluar pada menit ke-78.
Performanya di lapangan menunjukkan dedikasi tinggi untuk membantu tim, meski hasil akhir pertandingan tidak memihak mereka.
Jordy bukanlah nama baru di dunia sepak bola Indonesia. Pada tahun 2017, ia sempat mengungkapkan keinginannya untuk bergabung dengan Timnas Indonesia, mengikuti jejak Stefano Lilipaly.
“Saya pernah ingin bergabung dengan Timnas Indonesia pada tahun 2017, namun saat itu peluangnya belum terwujud,” kenangnya.
BACA JUGA: 3 Pemain Keturunan Grade A Sedang Proses Naturalisasi, Amunisi Baru Timnas Garuda di Bulan Maret?
Jordy yang memiliki darah maluku dari sang kakek, mengungkapkan bahwa bermain di Liga Indonesia adalah impian yang sudah lama ia dambakan.
Kini, di usianya yang sudah menginjak 31 tahun, Jordy menyadari bahwa persaingan untuk mendapatkan tempat di Timnas Indonesia semakin ketat.
Ia secara terbuka menyebutkan salah satu kompetitornya di posisi bek kiri, Calvin Verdonk, yang saat ini menjadi andalan Timnas Indonesia.
"Ini bukan keputusan yang ada di tangan saya. Ada banyak pemain bagus di Timnas Indonesia saat ini. Calvin Verdonk adalah salah satu teman baik saya," ujar Jordy dengan rendah hati.
BACA JUGA: Menpora Bantah Naturalisasi Mitchel Bakker, Sebut Fokus ke Ole Romeny dan Jairo Riedewald