Peserta Aksi Unjuk Rasa Jalan Rusak Tantang Prabowo dan Dedi Mulyadi Datang ke Cirebon Timur

Sabtu 12-04-2025,22:01 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Moh Junaedi

Dade menjelaskan bahwa jalan rusak tersebut bukan jalan biasa, tapi akses utama menuju rumah sakit, sekolah, dan pasar tradisional. 

"Kondisi jalan berlubang besar dan berlumpur bukan hanya menyulitkan mobilitas, tetapi juga membahayakan keselamatan warga terutama pengendara."

"Kalau pemerintah tidak sanggup kelola APBD, dan juga tidak sanggup melobi pusat, berarti pemerintah gagal. Hari ini kita turun karena janji tinggal janji," jelasnya.

Menurut Dade, meski Pemerintah Kabupaten Cirebon mengklaim telah mengusulkan anggaran, nyatanya pagu dari pusat justru dipotong. 

"Hal ini menunjukkan lemahnya daya tawar dan keseriusan pemerintah daerah dalam mengurus kebutuhan dasar masyarakatnya," ucapnya.

BACA JUGA:Soal Jalan Rusak, Teguh Rusiana Merdeka: Agustus Belum Diperbaiki, Jangan Salahkan Warga Jika Unjuk Rasa Lagi

BACA JUGA:Akun Instagram Ridwan Kamil Kembali Normal, Cek Postingan Terbaru

Dede juga mengatakan, mengapa dalam aksi tersebut warga juga menggelar potong tumpeng dan mandi air kubangan. 

"Ini tidak lain sebagai sarkasme terhadap perayaan Hari Jadi Kabupaten Cirebon ke-543 yang jatuh di bulan April ini."

"Pemerintah Kabupaten Cirebon saat ini punya slogan mentereng, tapi bagi kami Cirebon Timur tetap gupak (kotor). Kalau jalan tetap seperti ini, mana buktinya Cirebon mentereng?,” katanya.

Kemudian, Dede melanjutkan, bahwa warga tidak menuntut pengurugan atau tambal sulam. 

Yang mereka minta adalah betonisasi, karena jalan-jalan tersebut menanggung beban berat dan vital bagi kehidupan warga.

“Kami ingin kualitas jalan yang layak. Bukan solusi setengah hati. Betonisasi adalah kebutuhan, bukan kemewahan,” pungkasnya. (rdh)

Kategori :