JAKARTA - Awan cerah melingkupi ruang ekonomi pada awal kuartal kedua ini. Sebab, rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) sebesar 7,5 persen. Selain bunga acuan, suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility masing-masing tetap pada level 7,5 persen dan 5,75 persen. Otoritas moneter menilai kebijakan yang konsisten tersebut masih dapat mengarahkan inflasi ke sasaran 4,5 persen plus minus 1 persen pada tahun ini. Dan juga sasaran inflasi 4 persen plus minus 1 persen pada 2015. Direktur Eksekutif Departemen Hubungan Masyarakat BI Tirta Segara mengatakan, perekonomian Indonesia makin bergerak ke arah yang positif dan sesuai dengan perkiraan. Hal itu ditandai dengan tren inflasi yang menurun. “Inflasi Maret tercatat lebih rendah dari rata-rata inflasi dalam enam tahun terakhir,” ungkapnya kemarin (8/4). Konsolidasi data BI menunjukkan, inflasi indeks harga konsumen (IHK) sebesar 0,08 persen month-to-month (mtm) atau 7,32 persen year-on-year (yoy). Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan inflasi Februari 2014 yang sebesar 0,26 persen mtm atau 7,75 persen yoy. Berdasar catatan Jawa Pos, Maret yang merupakan masa awal panen raya memang selalu membukukan inflasi rendah, bahkan deflasi seperti pada 2010 dan 2011. Anomali pada Maret hanya terjadi pada 2013. Dipicu tingginya harga bawang merah dan bawang putih lantaran kekurangan pasokan. Kondisi itu sempat menjadikan inflasi tertinggi dalam lima tahun terakhir sejak 2008 lantaran kenaikan harga BBM. (gal/c9/kim)
Ekonomi Mulai Pulih, Suku Bunga Tak Beralih
Rabu 09-04-2014,11:28 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :