Napak Tilas 2011

Rabu 16-04-2014,10:16 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

VALENCIA - Hanya gelar Copa del Rey yang bisa diraih Real Madrid pada musim 2010-2011 silam. Namun, gelar itu bagaikan oase di tengah dahaga prestasi Los Blancos -julukan Real Madrid- saat itu. Sebab, sebelum merajai pentas Copa del Rey alias Piala Raja pada 2011, Real sempat dua tahun puasa gelar (2009 dan 2010). Ketika Real paceklik gelar, Barcelona justru merajalela baik di level domestik maupun Eropa. Nah, final Copa del Rey pada 20 April 2011 juga akan selalu dikenang lantaran Real berhasil menaklukkan rival klasiknya, Barcelona di final. Final kala itu berlangsung di Mestalla yang sehari-harinya menjadi markas Valencia. Memori 2011 itulah yang ingin dinapak tilasi Real yang kini ditangani Carlo Ancelotti. Kebetulan, final dini hari nanti (siaran langsung RCTI 02.30) juga berlangsung di Mestalla. Real juga kembali bentrok dengan Barca, julukan Barcelona. Bedanya, kali ini Real kemungkinan tak bisa menurunkan Cristiano Ronaldo. Padahal, Ronaldo adalah pemain yang menjadi penentu sukses Real menaklukkan Barca di final 2011. Selain Ronaldo, full back kiri Marcelo juga diprediksi akan absen. Di Kubu Barca, kiper utama Víctor Valdés dan bek tengah andalan Gerard Piqué dipastikan tidak akan turun karena cedera. Meski demikian, Ancelotti menegaskan bahwa Real tak bergantung sepenuhnya kepada Ronaldo. Pasalnya, sepanjang musim ini Real sudah membuktikan bahwa mereka bisa meraih kemenangan tanpa pemain berjuluk CR7 itu. “Cristiano selalu dirindukan. Tetapi para pemain tidak bilang, “Oh Tuhan, apa yang akan kami lakukan tanpa dia?,” kata Ancelotti kepada Marca. “Mereka menunjukkan kepercayaan diri dan mereka tahu bagaimana menang meski tanpa Ronaldo,” imbuh pelatih asal Italia itu. Pertandingan ini memang penting bagi kedua. Sebab, pemenang El Clasico edisi ini akan terangkat moralnya. Terutama, untuk bekal dalam perburuan mahkota Primera Division. Baik Real dan Barca memang dalam posisi yang tidak menguntungkan di Primera Division. Kedua tim yang bergantian menjuarai Primera sejak musim 2003-2004 tersebut terancam tidak lagi melanjutkan dominasinya. Ini Real yang ada di posisi runner-up tertinggal tiga poin dari Atletico Madrid. Sementara Barca tercecer di posisi ketiga dengan selisih empat angka. Performa Barca sendiri tengah merosot. Setelah tersingkir di perempatfinal Liga Champions, Barca juga dikalahkan Granada 0-1 di Primera Division. Entrenador Gerardo Martino menjadi kambing hitam atas buruknya kinerja Barca dalam sepekan terakhir. Tapi, penggawa Barca menolak jika Martino dianggap sebagai biang kerok buruknya penampilan Barca. “Kami adalah sebuah tim dan kami semua menerima jika disalahkan. Memang, selalu lebih mudah untuk menyerang satu orang (Gerardo Martino, pelatih Barca) daripada 25 pemain,’’ ucap bek Barca, Carles Puyol kepada Mundo Deportivo. “Kami sekarang harus menemukan solusinya. Dan itu terpampang saat kami melawan Real. Ini adalah gelar yang penting melawan rival terbesar. Kami ingin memberikan kegembiraan kepada fans setelah hasil-hasil mengecewakan,” imbuhnya. Kalau Barca dalam kondisi menurun, sebaliknya, Real membawa bekal positif dengan keberhasilan menembus semifinal Liga Champions. Real juga menunjukkan masih menjadi ancaman serius Ateltico paska membantai Rayo Vallecano (5-0), Real Sociedad (4-0), dan Almeria (4-0) di Primera Division. (nur/bas)

Tags :
Kategori :

Terkait