BANDUNG – Persib Bandung baru mendapat lima kemenangan, sekali seri, dan sekai kalah di Indonesia Super League (ISL) 2014. Sampai pertandingan ketujuh tersebut, Maung Bandung sudah mengemas 16 poin. Soal produktivitas gol, Persib mencatat 13 gol dan enam kali kebobolan. Namun, 12 dari 13 gol itu diciptakan pada babak kedua. Bahkan tujuh gol diantaranya terjadi di 15 menit akhir pertandingan. Dari statistik tersebut, jelas terlihat bahwa produktivitas gol Persib di babak pertama sangat minin, hanya satu gol. Kendati dari segi hasil akhir cukup menggembirakan, namun tidak tajamnya lini depan di babak pertama tetap menjadi catatan penting bagi Djadjang Nurdjaman, pelatih Persib. “Sisi positif itu adalah kebugaran pemain yang bagus, karena gol terjadi di babak kedua. Makin lama bermain, pemain mampu mempertahankan fisiknya. Saya salut,” kata Djanur, sapaan akrab Djadjang dikutip Simamaung.com, kemarin (15/4). “Semangat pemain tidak kendur sehingga mental bertanding kian kuat di babak kedua. Ini harus dipertahankan, ke depan juga akan diberi beberapa taktik bagaimana mencetak gol di babak pertama. Taktik ini yang harus dilancarkan supaya kita bisa mencetak rekor memasukkan di bawah menit ke-15 babak pertama,” lanjutnya. Djanur mengakui bahwa anak asuhnya masih kesulitan membongkar pertahanan lawan di awal pertandingan. Hal tersebut, menurut pelatih 56 tahun ini, dipengaruhi permainan lawan yang cenderung menunggu di area pertahanan mereka di babak pertama. “Saya pikir kita belum bisa membongkar pertahanan lawan. Kecuali Arema (Cronous), tim lain yang melawan Persib lebih banyak menunggu. Ini yang harus diperbaiki. Kita harus lebih pintar membongkar pertahanan lawan,” ulasnya. Untuk mengatasi hal ini, Djanur mengaku tidak bisa bekerja sendirian. Menurutnya, selain strategi dan instruksi darinya, pemain pun harus ambil bagian dalam hal improvisasi permainan di lapangan. “Ini juga terpengaruh dengan intelijensi pemain. Maksudnya, pemain bola juga harus pintar, harus memecahkan persoalan. Improvisasi itu kan milik pemain. Pelatih memberi instruksi dari pinggir lapangan,” tuturnya. Sementara itu, bek Persib Vladimir Vujovic mengaku kalau cuaca sangat mengganggu improvisasi dirinya di lapangan. Khususnya di area kanan Persib. Seperti saat kesalahan Vujovic di babak pertama ketika melawan Arema, Minggu lalu (13/4). Karena gagal mengontrol bola, Persib tertinggal 1-0 saat itu. “Ada kesalahan sendiri di babak pertama. Belum lagi, saya merasa tertekan dengan kondisi hujan dan angin kencang. Tapi itu bukan akhir pertandingan karena di babak kedua kami bisa menyamakan kedudukan, dan diakhiri dengan kemenangngan,” ujar pemain asal Montenegro ini. Melawan Arema, Persib kecolongan dua gol di babak pertama. Gol kedua Arema terjadi melalui tendangan sudut Gustavo Lopez. Tetapi di babak kedua, Persib mulai menunjukkan taringnya. Membalas gol, menyeimbangkan kedudukan, dan kemudian membalikkan keadaan menjadi 3-2. “Tentu saya sangat senang sekali dengan laga yang berakhir dengan kemenangan. Perjuangan keras pemain di babak kedua yang menghasilkan tiga gol benar-benar harus disyukuri,” kata pemain yang akrab disapa Vlado. “Saya sangat senang sekali. Kesalahan di babak pertama bisa ditebus dengan tiga gol di babak kedua yang berakhir dengan kemenangan,” tambahnya. (net/mid)
Buru Rekor Gol Cepat
Rabu 16-04-2014,10:50 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :