
Mantan Bupati Purwakarta tersebut, mengajak agar bangunan dan ciri khas lainnya yang terkait dengan Cirebon, kembali dihadirkan sebagai identitas diri.
"Cirebon yang terkenal dengan nasi jamblangnya, harus mulai ditanami dengan pohon jamblang di pinggir jalan sebagai ciri khas," ucap KDM.
Begitu juga dengan pohon jati. Jika pohon tersebut merupakan ciri khas Cirebon, maka harus sudah mulai ditanam di area-area tertentu.
"Jika pohon jati merupakan ciri khas, mulai lah ditanam di belakang kantor walikota atau kantor-kantor lainnya. Bukan hanya Perhutani yang punya," jelasnya.
BACA JUGA:Diskusi Publik Paramadina: Mengapa Indonesia Tertinggal dalam Transisi Energi?
Dijelaskan KDM, dirinya sangat mengagumi arsitektur ciri khas Cirebon.
Untuk itu, dirinya berusaha membawa bangunan khas tersebut, ke Kampung Pakuan yang berada di Kabupaten Subang.
"Saya ingin membikin pagar khas Kacirebonan dibikin di kampung saya (Lembur Pakuan), walaupun mungkin jauh dari mirip. Tukang tembok saya latih selama sebulan agar dia bisa," jelasnya.
Ditegaskan KDM, membangun kembali bangunan yang merupakan ciri khas, merupakan bentuk kecintaan terhadap warisan leluhur.
BACA JUGA:Modus Sebagai Anggota Polisi, DPO Berhasil Diamankan Satreskrim Ciko
Namun yang terjadi di Cirebon, sambungnya, pembangunan pagar tembok malah terkesan dibangun asal-asalan dan tidak mempertahankan nilai arsitektur.
Menurut KDM, pembangunan yang seharusnya masih mempertahankan nilai-nilai budaya, tidak akan terjadi jika nilai keuntungan yang dikedepankan.
"Kalau berbasis proyek, maka tembok-temboknya tidak tertata, jalan-jalan tidak beraturan," sambungnya.
Untuk itu, KDM meminta kepada pimpinan di Kota Cirebon, agar lebih teliti dalam melakukan perencanaan pembangunan maupun anggaran yang akan dipersiapkan.
BACA JUGA:Intip Keindahan Wisata Waduk Darma Kuningan, Ada yang sudah pernah kesini?
Karena dengan ketelitian, semua pembangunan yang bakal direncanakan bakal bersinergi dengan hasil yang bakal didapatkan.